Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama Sebut Anies Baswedan Menikmati Politik Identitas

Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama, Nur Ahmad Satria (NAS) berpendapa, Anies Baswedan menikmati politik identitas.
Begini Pesan Anies Baswedan untuk ASN di Rapat Raksasa Ikada. (Foto: Tagar/Instagram/@aniesbaswedan)

TAGAR.id, Jakarta - Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama, Nur Ahmad Satria (NAS) berpendapat, bakal calon presiden Partai NasDem, Anies Baswedan, menikmati politik identitas.

Pasalnya, menurut Nur Ahmad, gerbong para pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih sama dan menggunakan cara yang sama saat Anies bertarung di Pilkada DKI 2017 silam.

“Dia menikmati dengan proses itu berarti dia juga terlibat dalam proses pembentukan politik identitas,” kata Nur Ahmad dalam keterangannya, Selasa, 13 Desember 2022.

Ditegaskan Nur Ahmad, hingga saat ini, Anies Baswedan belum pernah secara gamblang mengatakan tak butuh dan menolak politik identitas bergabung dalam barisan politiknya.

“Jadi kalau mau keluar dari stigma politik identitas yang melekat pada dirinya. Berani enggak Anies katakan saya tidak butuh anda dan saya tidak akan ikut anda dan jika menggunakan politik identitas saya akan mundur,” ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengeluarkan larangan melakukan aktivitas politik praktis di tempat ibadah. Hal ini disampaikan usai Anies Baswedan dilaporkan ke Bawaslu oleh seorang warga sipil.

Pasalnya, Anies meneken petisi dukungan menjadi presiden 2024, dengan membubuhkan tanda tangan di kain yang dibentangkan di pekarangan Masjid Baiturrahman, Aceh pada 2 Desember 2022 lalu.

Sementara, Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G Plate meminta supaya pihak lain tidak mengaitkan bakal calon presiden dari partainya, Anies Baswedan dengan politik identitas.

Menurutnya, setiap tokoh politik hanya manusia biasa sehingga layak jika ada yang mendukung ataupun menentangnya.

"Setiap tokoh, tidak ada yang menang 100 persen di Indonesia ini. Setiap tokoh politikus adalah manusia biasa," kata Plate di NasDem Tower dikutip dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Rabu (23/11/2022).

Ia mengharapkan supaya pesta demokrasi yang digelar pada 2024 mendatang itu bukan sebagai ajang untuk mencari musuh.

Sedangkan bakal calon presiden Partai NasDem, Anies Baswedan, merespons adanya tudingan politik identitas yang dialamatkan kepadanya. Anies heran dengan tudingan tanpa bukti itu.

"Bisakah ditunjukkan buktinya? Karena kalau tidak bisa ditunjukkan buktinya, itu batal demi akal sehat," kata Anies di Kantor DPW NasDem Sumut, Jumat (4/11) malam mengutip Kumparan.

Anies membuat analogi pada air mineral. Kalau ada 100 orang mengatakan itu soda, maka timbul persepsi air mineral menjadi air soda.

"Jangan menilai berdasarkan persepsi, tapi kenyataan. Karena dalam pilkada siapa pun pendukungnya akan memberikan pujian yang akan didukung. Pasti di mana-mana," kata Anies.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia Bisa Jadi Momentum Akhiri Polarisasi dan Politik Identitas Jelang Pemilu 2024
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menegaskan, penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar untuk pertama kali di dunia Islam.
Waspadai Kelompok Radikal Provokasi SARA dan Politik Identitas di Pemilu 2024
Semua pihak diingatkan untuk mewaspadai kelompok radikal yang memanfaatkan momentum menjelang Pemilu 2024 untuk menghancurkan persatuan.
Kapolri Serukan Jangan Gunakan Politik Identitas di 2024
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo meminta tidak ada upaya polarisasi atau memecah belah masyarakat.