Basarnas Jateng Evakuasi 4 Pekerja Kapal Tewas di Semarang

Basarnas berhasil evakuasi empat pekerja kapal tewas di Semarang diduga keracunan gas
Proses evakuasi jenazah empat pekerja kapal yang tewas diduga keracunan gas di Semarang, Jawa Tengah, Senin 29 Juli 2019 dini hari. (Foto: Basarnas Jateng)

Semarang - Tim penyelamat gabungan berhasil mengevakuasi empat jenazah pekerja kapal PT Kodja Bahari di Jalan Asahan No 3 kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Senin, 29 Juli 2019.

Keempat korban ditemukan meregang nyawa saat melakukan perbaikan di ruang dalam atau palka kapal tongkang bernama Zulkifli 2. Penyebab kematiannya diduga akibat menghirup gas beracun.

"Empat korban di dalam ruang palka kapal diduga menghirup gas beracun sehingga menyebabkan mereka meninggal dunia," kata Kepala Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) Jateng Aris Sofingi pada Senin, 29 Juli 2019.

Empat korban di dalam ruang palka kapal diduga menghirup gas beracun.

Adapun empat jenazah yang telah diketahui identitisnya adalah Mardjono berusia 61, warga Gondosari II No 39 RT 07 RW 17 Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat. Sementara tiga korban lain adalah Lamani, 32 tahun, Muhammad Nur Huda, 22 tahun dan Jadi, 33 tahun, semuanya berasal Desa Pentur, Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Berdasarkan info yang diterima Basarnas, Jawa Tengah, para pekerja kapal itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada Minggu 28 Juli 2019 sekitar pukul 21.30 WIB. Kejadian itu berawal saat empat korban tersebut sedang melakukan perbaikan ruang dalam kapal (palka) sejak siang hari itu. Namun hingga sore tak ada komunikasi yang terjalin dari keempat pekerja tersebut.

Mandor pekerja bernama Wiratno mencurigai empat anak buahnya yang tak kunjung terlihat batang hidungnya. Sejak saat itu, dia bersama dengan pekerja lain turut melakukan pencarian. Tak disangka mereka hanya menemukan sejumlah peralatan para korban di sekitar pintu palka.

Tak diketahui jelasnya keberadaan empat pekerja tersebut, akhirnya dilaporkan ke Kepala Bagian Produksi Kodja Bahari. Selanjutnya, tindakan pengecekan kembali lagi dilakukan bersama-sama ke geladak Zulkifli 2. Kemudian saat pintu palka dibuka, empat pekerja docking ditemukan telah tergeletak di lantai di ruang dalam kapal tongkang tersebut.

Menindaklanjuti temuan itu, Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) Jawa Tengah mengirim satu tim petugas penyelamat. Sejumlah peralatan pendukung juga langsung disiapkan di lokasi, mengingat akses yang sulit dan dimungkinkan masih ada gas beracun di dalam ruang palka.

Apalagi posisi empat korban berada di lantai palka, berkedalaman sekitar lima meter dari pintu masuk yang ada di atasnya. Memang saat pencarian korban, terlihat suasana di lokasi kejadian itu gelap akibat minimnya penerangan.

“Akses masuk ke palka sangat sempit, berupa pintu berbentuk oval dengan diameter sekitar 45 sentimeter,” kata Humas Basarnas Jateng Zuljawary Agustianto.

Saat evakuasi tubuh korban, delapan personel SAR bersama tim penyelamat dari Direktorat Polair Polda Jateng, RSUD Kariyadi dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai harus ekstra hati-hati.

Langkah awal yang dilakukan dengan menurunkan alat penyedot gas beracun yang biasa disebut belalai. Kemudian petugas gabungan memakai peralatan layaknya evakuasi korban yang jatuh ke jurang atau sumur, seperti tali berikut alat pengaitnya, helm, besi penyangga. Alat tersebut digunakan petugas untuk evakuasi korban.

Senada hal itu, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Jateng Agung Hari Prabowo mengatakan petugas SAR juga membawa masker dan tabung oksigen. Sebab meski sudah disedot dengan belalai, petugas tak mau ambil risiko dengan adanya kemungkinan sisa gas beracun yang masih tersisa di dalam palka.

"Di ruang palka yang sempit masih tercium bau gas beracun yang sangat menyengat, cukup membahayakan para rescuer yang turun evakuasi sehingga mereka kami bekali SCBA (Self Contain Breating Aparatus),” ujar Agung Hari Prabowo.

Setelah semua telah dipersiapkan, seorang petugas turun dengan tali lengkap dengan tabung oksigen di punggung. Di lantai palka, tubuh korban diikat kemudian ditarik ke atas.

Begitu seterusnya dilakukan secara bergantian oleh petugas hingga seluruh korban berhasil dievakuasi ke atas atau dak kapal dengan panjang 100 meter dan lebar 50 meter.

Diketahui, proses evakuasi rampung pada Senin 29 Juli 2019 sekitar pukul 03.00 WIB. "Alhamdulillah setelah upaya kurang lebih dua jam Basarnas dan tim SAR gabungan, korban berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia selajutnya korban dibawa ke RSUD Kariadi Semarang," ucap dia.

Dengan adanya kejadian tersebut, kini mendapat perhatian dari kepolisian Semarang. Pihak polisi setempat juga tidak mau berdiam diri terhadap peristiwa nahas yang telah terjadi belakangan ini.

“Masih dalam lidik (penyelidikan) anggota Reskrim. Belum ada perkembangan informasi sebab anggota masih di lapangan untuk mengumpulkan data,” kata Kasubag Humas Polrestabes Semarang Kompol Sukiyono.

Baca juga:


Berita terkait