Bara JP Dukung Penuh Gus Hans Calon Wali Kota Surabaya

Nama KH Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans didukung menjadi Wali Kota Surabaya. Salah satunya dari Bara JP Jawa Timur.
Ketua DPD Bara JP Jawa Timur Gianto Wijaya (kiri) bersama KH Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans. (Foto: Istimewa)

Surabaya - Periode Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan segera selesai. Risma pun sudah menjabat selama dua periode. Lantas siapa sosok pengganti yang tepat? Nama KH Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans digadang-gadang akan menjadi penerus Risma. Dukungan dari berbagai elemen pun sudah mulai mengalir, salah satunya dari Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Jawa Timur.

Menurut Ketua DPD Bara JP Jawa Timur Gianto Wijaya, sosok pemimpin baru Kota Surabaya haruslah yang berjiwa muda, enerjik, dan punya ide dan loncatan-loncatan strategis. "Dan sosok seperti itu ada pada diri Gus Hans," kata Gianto.

Bagi Giyanto, usai 40-an dan 50-an atau 60-an jelas beda pola pikirnya untuk konteks saat ini. Begitu pula dengan usai 20-an dan 30-an.

Baca juga: Mudik Gratis Itu Antar Mereka ke Kampung Halaman

“Apa yang tidak terpikirkan olah usia 60-an, itu bisa dilakukan usia 20-an lewat ide-ide kreatif karena teknologi berkembang demikian cepat,” kata Gianto.

Ia membandingkan di dunia sekarang ini, pemimpin-pemimpin baru banyak sekali. Miliuner baru banyak dari anak-anak muda. "Banyak startup yang menjadi miliuner sekarang ini,” sambungnya.

Ia yakin Gus Hans bisa membawa Surabaya lebih baik lagi tanpa berada di bawah bayang-bayang kesuksesan Risma selama dua periode memimpin Kota Pahlawan.

“Saya yakin Gus Hans akan jauh lebih baik dari Risma. Saya yakin bisa itu,” ucap Gianto, sosok yang juga punya andil dalam memenangkan pasangan Khofifah-Emil Dardak dalam Pilgub Jawa Timur lalu.

Ia menegaskan Bara JP akan mendukung penuh Gus Hans. “100 persen kita mendukung! Tapi bertahaplah, mapping–mapping kita lakukan dulu,” ucapnya.

Baca juga: Serunya Atlantis Land Wisata Terasa di Zaman Purba

Mengenai saingan Gus Hans yang akan diusung oleh beberapa partai, misalkan berhadapan dengan calon PDI Perjuangan dimana selama ini Surabaya dikenal sebagai ‘Kandang Banteng’, Gianto menegaskan dalam Pilkada, termasuk Pilwali Surabaya, bukan partai yang dilihat, tapi sosok.

“Apapun partainya, asal sosok itu memiliki integritas, kapasitas dan kapabilitas, harus kita bantu dan kita dorong. Jadi, mohon maaf, kita tidak melihat partai sama sekali,” katanya.

Gianto mencontohkan saat Pilgub Jatim 2018. “Mohon maaf, kemarin di Pilgub Jatim 2018, bahwa Surabaya walaupun kandang banteng, tetap Bu Khofifah yang menang, kan?” katanya.

Baca juga: Kehilangan Anak Saat Belanja di Mal Surabaya

Artinya PDIP memungkinkan dikalahkan untuk kali kedua di kandangnya? “Kita tidak bicara seperti itu. Kita melihat pilkada itu beda dengan pileg, sangat-sangat beda,” ujarnya.

Apalagi, tambah Gianto, “Masyarakat Surabaya ini demografinya sudah sangat rasional dan realistis, tidak bisa disetir partai. Mapping-nya seperti itu.” []

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.