Untuk Indonesia

Baim Wong di Antara Jokowi dan Felix Siauw HTI

Baim Wong menghapus pujiannya kepada Jokowi, kemudian memberi ruang luas bagi dua tokoh HTI, Felix Siauw dan Fatih Karim. HTI pengasong khilafah.
Baim Wong dan Felix Siauw (kiri). Baim Wong dan Presiden Jokowi (kanan). (Foto: Instagram/Baim Wong)

Oleh: Ade Armando*

Selebritis terkemuka Indonesia, Baim Wong, baru saja belajar hal penting dalam kariernya. Pelajarannya ini, "Jangan pernah menyinggung perasaan kadrun." Karena kalau Anda lakukan itu, serangan bertubi-tubi akan datang. Kadrun akan menggunakan segala cara untuk menyerang Anda.

Sebenarnya sih apa yang dilakukan Baim biasa-biasa saja. Ketika Jokowi berulang tahun 21 Juni 2020, Baim menulis di Instagram berisi ucapan selamat. "Selamat ulang tahun, Pak Jokowi. Presiden terbaik pilihan saya di era sekarang. Tetap jujur dan jangan pernah takut menghadapi segala cobaan ya, Pak."

Tidak ada yang berlebihan dari kalimat itu. Saya malah merasa Baim sebenarnya cukup berhati-hati. Dia tidak bilang, 'Presiden terbaik yang pernah ada di Indonesia' misalnya. Atau 'Presiden terbaik Indonesia'.

Dia cukup berhati-hati dengan menambahkan kata-kata: "Presiden terbaik pilihan saya di era sekarang."

Jadi, dia memuji, tapi tidak berlebihan. Tapi itu saja rupanya sudah bikin marah kadrun. Sebagaimana kemudian diberitakan banyak media, para netizen kadrun pun mem-bully Baim, Ada yang marah-marah. Ada yang bilang kecewa dengan pilihan Baim. Ada yang mengancam akan meng-unfollow media sosial Baim.

Baim sendiri bilang dia heran bahwa dia di-bully padahal dia sekadar mengucapkan selamat. Dia sempat bilang dia tidak akan terpengaruh dengan serangan itu. Di sebuah media, Baim bilang, "Gue mah enggak mikirin bro, enggak mempan, bukannya saya sombong, tapi kalau mikirin mah namanya orang bodoh."

Tapi ternyata seenggak pedulinya Baim, dia akhirnya merasa perlu berkompromi. Ucapan ulang tahun Baim Wong untuk Presiden Jokowi di Instagram direvisi. Ia menghapus ucapannya yang memuji Presiden, dan hanya menyisakan kalimat, "Selamat ulang tahun." Kolom komentarnya pun ia tutup.

Ia bahkan merasa perlu meminta maaf karena menimbulkan kegaduhan, "Saya mau bilang maaf kalau ada sesuatu yang saya lakukan tapi menggerakkan opini kalian, saya tidak ada niatan ke situ sama sekali, demi Allah," kata Baim.

"Orang muslim tahu dong kalau sudah demi Allah itu seperti apa, nol persen saya ke arah situ, saya tidak ada unsur politik sama sekali," lanjutnya.

Cerita tidak berhenti di situ. Dua hari kemudian Baim mengundang Felix Siauw dan Fatih Karim untuk memberi tausyiah di pengajian keluarga yang disiarkan melalui YouTube. Felix dan Fatih adalah dua aktivis Hizbut Tahrir Indonesia, yang selama ini konsisten mengkampanyekan penerapan syariah dan khilafah di Indonesia.

Ucapan ulang tahun Baim Wong untuk Presiden Jokowi di Instagram direvisi.

Baca juga: Gegara Jokowi, Baim Wong Dihujat dan Dibela Warganet

Baim WongBaim Wong dan Paula berpose bersama Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo. (Foto: Instagram/BaimWong)

Dalam pengajian di rumah Baim itu, Felix dan Fatih sama sekali tidak bicara politik. Tapi dengan mudah kita bisa pahami bahwa Baim sedang berusaha menenteramkan hati para penggemarnya. Dia seperti memberi isyarat pada para kadrun: jangan risau, saya mengagumi Jokowi, tapi saya tetap mengagumi tokoh-tokoh pro-khilafah.

Bagaimana kita sebaiknya membaca kejadian ini? Banyak pendukung Jokowi kecewa, tentu saja, dengan Baim. Baim memang jadinya terkesan seperti tidak punya sikap tegas. Kalau dia sekadar merevisi kata-kata di Instagramnya, mungkin orang masih bisa memaklumi. 

Sebagai selebritis, dia tentu tidak ingin kehilangan penggemar. Tapi kalau dia ternyata merasa harus mempromosikan Felix dan Fatih, dia terkesan bergerak terlalu jauh mengkhianati apa yang dipercayainya.

Baim tentu tahu siapa itu HTI. Kalau kita membuat pemetaan spektrum politik, kita akan menempatkan Presiden Jokowi dalam kubu nasionalis-religius di ujung spektrum dan Felix serta Fatih di kubu khilafah anti NKRI di ujung spektrum yang lain.

Baim menghapus pujiannya kepada Jokowi, dan kemudian memberi ruang luas bagi dua tokoh HTI, organisasi yang jelas-jelas adalah musuh Jokowi. Baim jadinya terlihat seperti manusia tanpa pendirian. Atau oportunis. Yang ujung-ujungnya justru membela mereka yang menindasnya.

Tapi terus terang, buat saya sih, Baim adalah sekadar korban ke sekian dari kaum kadrun yang memang secara sistematis, terstruktur, dan masif berusaha menghancurkan Indonesia.

Coba lihat apa yang dialami Baim. Dia itu diteror hanya karena satu hal sederhana, mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pak Jokowi dan memuji sang presiden. Pernyataan sesederhana itu ternyata sudah cukup dijadikan alasan bagi kaum kadrun untuk bergerak meneror Baim.

Baim kan tidak sedang menyerang siapa-siapa. Dia hanya sedang memuji Jokowi. Namun, hal semacam itu tidak akan dibiarkan oleh kaum kadrun, karena apa yang dilakukan Baim akan merusak skenario yang sedang mereka bangun.

Baim adalah sekadar korban ke sekian dari kaum kadrun yang memang secara sistematis, terstruktur, dan masif berusaha menghancurkan Indonesia.

Baca juga: Foto Bareng Felix Siauw, Baim Wong Dituding Pro HTI

Baim WongBaim Wong berpose dengan ustaz Felix Siauw dan ustaz Fatih Karim yang dikenal dekat dengan organisasi HTI. (Foto: Instagram/baimwong)

Agenda kaum kadrun jelas, ingin menghancurkan reputasi Jokowi. Mereka ingin masyarakat percaya bahwa Jokowi adalah pemimpin yang buruk, yang represif, yang anti-Islam, yang tidak punya legitimasi. Mereka ingin sekali terjadi krisis di Indonesia. Karena semakin buruk kondisi di Indonesia, mereka akan semakin bahagia.

Dalam hal Covid-19 misalnya, mereka ingin Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki penanganan Covid-19 terburuk di dunia. Mereka berharap jumlah korban orang meninggal akibat Covid-19 terus meningkat. Mereka berharap krisis ekonomi memburuk. Ini semua akan melahirkan krisis kepercayaan pada pemerintah Jokowi.

Masalahnya, sejauh ini, apa yang mereka harapkan tidak terwujud. Survei demi survei menunjukkan rakyat tetap percaya kepada Jokowi, krisis ekonomi masih terkendali, dan tragedi Covid-19 juga tidak tercipta.

Karena itu, satu-satunya jalan yang harus ditempuh kaum kadrun adalah mempergencar kampanye yang membuat masyarakat percaya bahwa Indonesia berada dalam kondisi terburuk dan Jokowi adalah orang yang paling bertanggung jawab. Fakta tidak penting. Yang penting image.

Mereka akan terus mengulang pesan yang sama tanpa lelah, Indonesia hancur, Jokowi harus turun. Bahkan dalam demonstrasi anti RUU HIP kemarin, suara turunkan Jokowi nyaring diteriakkan, padahal kan tidak ada hubungan antara RUU HIP dan Jokowi.

Mereka menyebarkan kebohongan, fitnah, disinformasi. Dan suara itu disebarkan bukan lagi hanya oleh orang seperti Rizieq Shihab, tapi juga oleh kelompok-kelompok masyarakat sipil dan para influencer sakit hati yang sebenarnya berada di kubu yang sama sekali tidak punya kesamaan ideologis dengan kaum pro-syariah misalnya. Mereka bersatu meneriakkan kebohongan anti-Jokowi.

Nah, orang seperti Baim Wong, merusak skenario ini. Baim, dengan segenap kenaifannya dan kejujurannya, memuji Jokowi. Maka Baim harus dibungkam. Ada pengorganisasian netizen untuk menyerbu Baim.

Baim dengan naif bertanya, "Apa yang salah dengan mengucapkan selamat ulang tahun kepada Presiden saya?" Tentu saja tidak ada yang salah, kalau yang membaca pernyataan Baim adalah kaum berakal sehat. Masalahnya, yang membaca itu kaum kadrun yang memang tidak mempedulikan akal sehat.

Bagi mereka, pernyataan Baim dan orang-orang yang membela Jokowi lainnya, adalah suara yang harus dimatikan. Orang yang berani memuji Jokowi secara terbuka akan diserang sedemikian rupa sehingga orang-orang ini memilih untuk tidak bicara.

Dalam kasus Baim, Baim kalah. Tapi, kita yang mencintai bangsa dan negara ini, tidak boleh pernah menyerah. Kaum kadrun itu tidak punya akal sehat. Kita berakal sehat. Dan percayalah, dengan akal sehat, kita akan bisa mengalahkan mereka kaum penjahat.

*Dosen di Universitas Indonesia

Baca juga: Demi Allah Kata Baim Wong Saat Jawab Isu Pro HTI

Berita terkait
Denny Siregar: Ketika Jokowi Murka, Geram
Saya akhirnya menilai, apa pun yang membuat rakyat dikorbankan, di sanalah Jokowi mengeluarkan kemarahan. Denny Siregar.
Isu PKI dan Pertarungan Dinasti Soekarno-Soeharto
Isu PKI untuk ke sekian kali kembali dipanaskan. Kali ini seiring protes RUU HIP. Apakah di baliknya ada pertarungan dinasti Soekarno dan Soeharto?
Benarkah Jokowi Memplot Prabowo Presiden RI 2024
Prabowo Subianto, satu di antara orang yang diplot Jokowi untuk meneruskan kepemimpinannya membangun Indonesia, menjadi Presiden RI 2024. Benarkah?
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu