Jayapura - Sejumlah daerah di wilayah utara Provinsi Papua rawan bencana hidrometeorologi. Masyarakat di imbau agar selalu waspada terhadap banjir dan longsor yang sering melanda wilayah tersebut.
Demikian disampaikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Welliam Manderi di Jayapura, Rabu 18 November 2020.
Warga yang bermukim di lokasi rawan banjir dan longsor kami imbau untuk tidak lengah.
Welliam menyebut, daerah di utara Papua yang rawan bencana hidrometeorologi berada di pesisir dan pegunungan tengah. Hal ini menyusul rentetan peristiwa bencana alam yang sering terjadi beberapa tahun terakhir.
Sejumlah daerah yang rawan bencana banjir dan longsor di pegunungan tengah meliputi Kabupaten Tolikara, Jayawijaya, Nduga, Lanny Jaya, Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya.
Sementara, pesisir utara Papua yang rawan bencana hidrometeorologi yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom dan Kabupaten Sarmi.
"BNPB Pusat telah menginstruksikan agar setiap BPBD di setiap daerah meningkatkan upaya mitigasi bencana. Misalnya Program Kampung Tangguh Bencana. Ini untuk mencegah warga terdampak bencana hidrometeorologi," ujar Welliam.
Dia mengimbau kepada warga khususnya yang bermukim di daerah perbukitan dan dekat dengan bantaran sungai, agar meningkatkan kewaspadaan di tengah cuaca ekstrem dan fenomena La Nina saat ini.
"Warga yang bermukim di lokasi rawan banjir dan longsor kami imbau untuk tidak lengah, terutama saat terjadi hujan deras selama beberapa jam," ujarnya.
Berdasarkan hasil pantauan satelit BMKG Wilayah V Jayapura, terlihat zona musim 339 dan zona musim 341 yang telah memasuki periode musim hujan, sejak pertengahan Oktober 2020 lalu.
"Adapun zona musim 339 meliputi Kabupaten Jayapura, Sarmi bagian selatan dan tenggara, Tolikara bagian utara dan timur laut, Waropen bagian tenggara, serta Kabupaten Jayawijaya bagian timur laut," kata Ezri Ronsumbre selaku Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMKG Wilayah V Jayapura.
Seperti diketahui, bencana banjir bandang terjadi di Kabupaten Jayapura dan longsor di Kota Jayapura, pada 16 Maret 2019 lalu.
BPBD Papua merinci, total kerugian akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura mencapai Rp 506 miliar. Jumlah korban meninggal 105 orang di Kabupaten Jayapura dan 7 orang di Kota Jayapura.
Banjir bandang juga mengakibatkan rusaknya 7 jembatan, jalan sepanjang 21 kilometer, 21 sekolah, 115 rumah toko, dan 5 tempat ibadah. Selain itu, 291 rumah rusak berat, 209 rumah rusak sedang, dan 1.288 rumah rusak ringan.
Jajaran Kepolisian Daerah Papua telah bersinergi dengan BPBD dan Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) untuk mengantisipasi dampak bencana alam.
"Lebih dari 10 ribu personil gabungan yang diterjunkan untuk mengantisipasi dampak bencana akibat tingginya curah hujan dan fenomena La Nina pada akhir tahun, " kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura, Rabu 18 November 2020. []