Jakarta - Bunyi petir yang bersautan di langit saat hujan lebat membuat bulu kuduk bergidik. Kadang membayangkan, bagaimana rasanya tersambar geledek ya? Apakah rambut menjadi berdiri tegak?
Petir diketahui gejala alam yang dilihat kasat mata berupa kilatan menyilaukan diikuti suara menggelegar. Disebut-sebut, petir seperti sebuah kondensator raksasa bermuatan listrik sesaat.
Lantas ketika menyambar seseorang bisa menyebabkan risiko kematian dong? Betul sekali. Menurut penelitian, sekitar 50 orang di Amerika Serikat meninggal karena petir setiap tahun.
Ilustrasi - Badai Petir. (Foto: Pixabay/Jan-Mallander)
Pada medio Juli 2014, satu dari dua belas orang tewas saat petir menghantam mereka di Pantai Venice, California. Stuart Archer, salah satu pria yang selamat dari sambaran petir kemudian memberikan kesaksiannya.
Stuart menjelaskan, saat itu dia sedang bermain voli pantai di Pantai Venice. Namun, tiba-tiba cuaca menjadi mendung dan awan gelap menyelimuti pantai. Hujan kemudian turun diikuti sambaran petir yang menimpanya.
"Ada suara ledakan ledakan besar, dan dari sudut mata saya, saya melihat sambaran petir jatuh ke air dan kilatan besar tepat di depan wajah saya," lata Stuart, dikutip dari laman Vice.com.
Ilustrasi petir: (Foto: Tagar/Pixabay)
Ia mengatakan, tubuhnya kaku saat tersambar petir. Ia terpelanting jatuh ke pasir sebelum akhirnya menyadari bahwa dirinya terkena sambaran geledek.
"Rasanya seperti seseorang meninju bagian belakang kepala saya. Ada semacam guncangan di tubuh saya, dan kemudian seluruh tubuh saya terkunci, dan saya terlempar ke tanah. Itu tidak menyenangkan," tuturnya.
Stuart menambahkan, saat terkena petir tubuhnya sama sekali tidak terkena luka seperti dibakar. Atau pun menimbulkan luka seperti habis dibakar. "Tidak, tidak [merasa] dibakar. Tidak ada bekas di tubuh saya. Itu lebih seperti…. Anda tahu seperti apa ditinju?" ujarnya.