Badan Geologi Ungkap yang Harus Diwaspadai Terkait Merapi

Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, menyampaikan beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh masyarakat terkait aktivitas Gunung Merapi.
Gunung Merapi seusai erupsi pada Rabu, 27 Januari 2021. Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, menyampaikan beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh masyarakat terkait aktivitas Gunung Merapi. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Yogyakarta - Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, menyampaikan beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh masyarakat terkait aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penjelasan Eko tersebut disampaikan dalam siaran pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BPPTKG Channel pada Kamis, 28 Januari 2021.

Masyarakat perlu mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi.

Eko mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus mengalami kenaikan sejak Oktober 2020, dan Badan Geologi melalui Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah meningkatakan status Gunung Merapi pada 5 November 2020.

“Pada 4 Januari 2021 Gunung Merapi mengalami erupsi epusif yang ditandai dengan munculnya api diam di sekitar lava tahun 1997,” ucapnya.

Gunung Merapi, lanjut Eko, memiliki tipe erupsi yang khas, yang disebut dengan tipe Merapi. Erupsi tipe Merapi memiliki aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava dan awan panas guguran.

Dia menambahkan, pada 7 Januari 2021 Gunung Merapi memuntahkan awan panas pertama di tahun 2021. Sejak saat itu hingga Kamis, 28 Januari 2020 telah terjadi 95 kali awan panas guguran, dengan jarak luncur terjauh sejauh 3 kilometer dari puncak.

“Jarak luncur ini masih dalam jarak rekomendasi bahaya yang ditetapkan oleh BPPTKG, PVMBG dan Badan Geologi, yaitu sejauh maksimal 5 kilometer dari puncak,” ucapnya menambahkan.

Khusus pada hari Rabu, 27 Januari 2020, kata Eko, telah terjadi 52 awan panas guguran dengan jarak luncuran maksimal sejauh 3 kilometer dari puncak ke arah barat daya, terutama di hulu Kali Boyong dan Kali Krasak.

“Sempat dilaporkan hujan abu di beberapa tempat mengingat material halus produk erupsi dapat terbawa oleh angin.”

Mengenai kondisi Gunung Merapi pada Kamis, 28 Januari 2021, Eko mengatakan aktivitasnya masih tinggi, dengan aktivitas berupa awan panas guguran dan guguran lava. Data seismik masih didominasi oleh kegempaan karena aktivitas guguran. Sedangkan laju deformasi EDM cenderung landai.

“Bulan-bulan ini hujan masih terus terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk itu, masyarakat perlu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi.” []

Berita terkait
Infografis: Letusan Gunung Merapi Sepanjang Sejarah
Gunung Merapi, gunung berapi teraktif di Indonesia, meletus lagi pada 27 Januari 2021. Berikut rekam jejak letusan Gunung Merapi sejak abad ke-18.
Erupsi Merapi, Pertamina Siagakan Fasilitas BBM LPG
Pertamina menyiapkan seluruh fasilitas BBM dan LPG untuk menjamin pasokan di wilayah terdampak erupsi Gunung Merapi.
Awan Panas Erupsi Merapi, Ganjar: Warga Sudah Mengungsi
Erupsi Merapi skala besar terjadi Rabu, 27 Januari 2021. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memastikan kondisi warganya aman karena sudah mengungsi.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.