Jakarta - Astronot Badan Antariksa Amerika (NASA) memanen cabai pertama di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), pada Jum`at, 29 Oktober 2021.
Sebelumnya, benih cabai Hatch tiba di stasiun luar angkasa pada misi pasokan SpaceX pada bulan Juni 2021 dan segera ditanam oleh astronot NASA Shane Kimbrough.
"Akhirnya, saya membuat taco luar angkasa terbaik saya: daging sapi fajita, tomat & artichoke yang direhidrasi, dan HATCH CHILE," tulis astronot Megan McArthur, di aku Twitternya, dilansir di Fox News, Selasa, 2 November 2021.
Astronot di ISS secara berkala mendapatkan kiriman pasokan berbagai makanan dari Bumi, mulai dari makanan beku, kering dan kemasan.
Selama misi pasokan ini, para astronot mempelajari cara menanam produk segar di ISS, jutaan mil dari bumi akan menjadi kunci untuk misi yang lebih lama.
Peneliti utama untuk eksperimen Plant Habitat-04 NASA, Matt Romeyn mengungkapkan, tantangan pada misi ini adalah kemampuan untuk memberi makan awak di orbit rendah Bumi, dan kemudian menopang penjelajah selama misi masa depan di luar orbit rendah Bumi ke tujuan termasuk Bulan, sebagai bagian dari program Artemis, dan akhirnya ke Mars.
"Kami terbatas pada tanaman yang tidak memerlukan penyimpanan, atau pemrosesan yang ekstensif," katanya Romeyn.
Menanam tanaman seperti paprika di stasiun ISS mungkin tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik para astronot, tetapi juga kesehatan psikologis mereka.
Benih cabai Hatch ditanam para astronaut NASA di Advanced Plant Habitat, ruang pertumbuhan yang dilengkapi dengan lebih dari 180 sensor dan lampu LED yang dikendalikan oleh kru di Kennedy Space Center.
Ruang serupa yang dikenal sebagai Sistem Produksi Sayuran telah menanam tanaman selama sekitar enam tahun, termasuk selada, kubis, kangkung, dan bunga zinnia.
Tim astronot lain di Kennedy Space Center juga menanam sekelompok paprika dalam kondisi yang hampir sama di bumi untuk melihat apakah gaya berat mikro dan faktor-faktor lain di luar angkasa mempengaruhi pertumbuhan cabai Hatch.
Ketua tim sains proyek PH-04, LaShelle Spencer menjelaskan, kepedasan lada ditentukan oleh kondisi lingkungan tumbuh.
"Kombinasi gayaberat mikro, kualitas cahaya, suhu, dan kelembapan zona akar semuanya akan memengaruhi rasa, jadi akan menarik untuk mengetahui bagaimana buah akan tumbuh, matang, dan rasanya," katanya. []
Baca Juga
- Amerika dan Sekutunya Kecam China Atas Peretasan Microsoft Outlook
- Intelijen Sipil China Dituduh Gunakan Peretas Kontrak
- Biden Marah Peretas Rusia Minta Tebusan Uang Kripto Rp 1 T
- Kongres Amerika Serikat Serukan Balas Peretasan Siber Rusia