AS Tahan Pria Kanada yang Narasikan Video ISIS

Seorang jihadis Kanada yang bergabung dengan ISIS dan menyuarakan narasi video-video propaganda disertai kekerasan, telah ditahan dan didakwa di AS
Logo Departemen Kehakiman AS terpasang di luar gedung Kejaksaan Agung di Manhattan, New York, 17 Agustus 2020 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan, Sabtu, 2 Oktober 2021, seorang jihadis Kanada yang bergabung dengan ISIS dan menyuarakan narasi video-video propaganda disertai kekerasan, telah ditahan dan didakwa di AS.

Mohammed Khalifa, yang lahir di Arab Saudi, ditangkap dalam baku tembak pada Januari 2019 oleh pasukan Suriah yang didominasi Kurdi yang bersekutu dengan AS.

Pria berusia 38 tahun itu diserahkan kepada otoritas AS "baru-baru ini."

Departemen AS dalam pernyataannya mengatakan, di Virginia, ia didakwa melakukan konspirasi untuk memberikan dukungan material kepada ISIS yang mengakibatkan kematian, kata pernyataan Departemen Kehakiman.

Khalifa meninggalkan Kanada pada 2013 untuk bergabung dengan ISIS di Suriah. Menurut pernyataan itu, setahun kemudian ia menjadi anggota penting tim propaganda karena fasih berbahasa Inggris dan Arab.

Dia dituduh menjadi penerjemah utama dalam produksi propaganda ISIS dan sebagai narator bahasa Inggris dalam dua video perekrutan yang diwarnai kekerasan.

Grupnya berada di balik video-video yang memperlihatkan pemenggalan warga negara asing, termasuk wartawan AS James Foley dan Steven Sotloff, yang tewas pada 2014.

Dia menghadapi kemungkinan hukuman seumur hidup di AS.

Kanada berharap untuk mendakwanya, menurut media di sana. Pemerintah Kanada mengatakan pihaknya melakukan kontak dengan otoritas setempat mengenai masalah itu dan polisi federalnya telah mengetahui "bahwa ia akan menghadapi dakwaan" di AS (vm/ft)/AFP/voaindonesia.com. []

Anggota ISIS di Afghanistan Sasaran Serangan Udara Amerika

Swedia Tangkap Dua Perempuan Terkait ISIS

Ancaman Kelompok Ekstremis ISIS Keamanan Global Meningkat

Tindakan Jokowi Tangkal WNI Eks ISIS Dinilai Tepat

Berita terkait
Militer Prancis Tewaskan Pemimpin ISIS di Sahara
Presiden Marcos menilai hal ini asalah kesuksesam besar.