Aprindo Sebut Pertumbuhan Bisnis Ritel Melambat

Hampir semua perusahaan ritel tengah melakukan daur ulang bisnis agar bisa mengikuti perkembangan zaman.
Kepemilikkan ritel dibatasi 40 persen (ist).

Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menyebutkan pertumbuhan bisnis ritel mengalami perlambatan akibat anomali masih terjadi di sektor tersebut. Ini membuat hampir semua perusahaan ritel, terutama anggota Aprindo tengah melakukan daur ulang bisnis mereka agar bisa mengikuti perkembangan zaman. "Pertumbuhan bisnis ritel melambat menjadi hanya sekitar 5,07 persen tahun ini di bawah level yang seharusnya bisa mencapai 12-14 persen," katanya di Jakarta, Rabu, 4 Desember 2019.

Roy memprediksi sejumlah ritel masih akan melakukan sejumlah penyesuaian bisnis model hingga tahun depan. Untuk itu, aksi penutupan toko atau relokasi karena efisiensi kemungkinan masih akan berlanjut. “Masih akan ada pengaturan-pengaturan, efisiensi. Jadi penutupan toko itu lebih kepada efisiensi karena mengikuti perubahan anomali yang sedang dilakukan perusahaan ritel itu, relokasi dan sebagainya,” katanya.

Ia menyebutkan dengan pengaturan-pengaturan bisnis model atau juga menjadikan toko ritel ukurannya jadi lebih kecil, pemilihan produk yang sesuai kemauan konsumen, itu semua bagian dari anomali itu. Pertumbuhan bisnis ritel yang rendah itu berasal dari perlambatan konsumsi, bukan daya beli.

Roy menilai masyarakat masih memiliki daya beli tinggi, terlebih jika dilihat dari masih ramainya pusat perbelanjaan atau kuliner. “Masyarakat masih punya uang, membelanjakan uang masih kuat, tapi mereka memindahkan uang yang tadinya untuk berbelanja ke kuliner, gaya hidup atau leisure (hiburan),” katanya seperti diberitakan dari Antara.

Roy berharap, momentum libur akhir tahun, yakni Natal dan Tahun Baru akan dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis ritel. Peritel juga akan memanfaatkan momentum tersebut dengan memberikan penawaran berupa diskon agar animo belanja masyarakat bisa ditingkatkan. “Natal dan Tahun Baru itu biasanya berkontribusi sekitar 35-40 persen dari target kami, karena akhir tahun identik dengan bonus tahunan, liburan, kumpul keluarga jadi tentu ada peningkatan konsumsi. Kita akan maksimalkan (momentum) ini,” katanya.[]

Berita terkait
Kepemilikan Ritel Modern Dibatasi 40 Persen
Ekspansi kepemilikkan ritel modern seperti minimarket akan dibatasi oleh pemerintah hanya sebesar 40 persen.
Belanja ‘Online’, Penjualan Ritel China Capai Triliunan Yuan
Tiongkok meneguhkan diri sebagai negara dengan penjualan ritel "online" yang berkembang pesat dengan total nilai penjualan mencapai 4,9 triliun RMB Yuan.
Sri Mulyani Kagum dengan Pemikiran Bisnis Ciputra
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku kehilangan sosok Ciputra, Chairman and Founder Ciputra Group yang meninggal dunia di Singapura.