Jakarta - Seorang peretas atau hacker dikasih hadiah senilai 75.000 dolar Amerika Serikat (AS), atau Rp 1,2 miliar oleh Apple, karena berhasil menembus pertahanan keamanan di ponsel iPhone.
Seorang ethical hacker, peneliti keamanan siber yang menggunakan keahlian mereka untuk membantu memperbaiki layanan yang mereka retas, bernama Ryan Pickren, pada Desember 2019 menemukan perilaku tidak wajar pada peramban Safari untuk iOS dan macOS.
Dikutip dari laman Forbes, seperti dilansir Antara, Sabtu, 4 April 2020, Pickren menggunakan metode security camera, kamera pengawas, untuk mengetes keanehan yang dia temui. Berdasarkan temuannya, Apple melindungi keamanan kamera dengan meminta seluruh aplikasi diberikan akses ke kamera dan mikrofon.
Tapi, Pickren kemudian menemukan celah yang membawanya masuk ke aplikasi Safari versi mobile dan menemukan cara masuk secara ilegal ke kamera dan mikrofon.
Pickren akhirnya menemukan tujuh bug jenis zero-day, sebutan untuk bug yang tidak diketahui si pembuat, tiga di antaranya bisa digunakan untuk meretas kamera.
Bug tersebut antara lain meminta pengguna mengunjungi situs berbahaya, yang akan mendapatkan akses kamera ke aplikasi konferensi video yang ada di perangkat.
Pickren kemudian melaporkan risetnya ini ke Apple Bug Bounty Program, program dari Apple yang membuka kesempatan bagi publik untuk memberi tahu mereka soal bug yang ada di perangkat, pada bulan yang sama.
Apple memeriksa temuan Pickren dan menemukan bug tersebut memang ada, lalu mereka mengeluarkan pembaruan di Safari pada 28 Januari 2020 untuk mengatasi bug pada kamera.
Atas temuannya itu, Pickren mendapatkan hadiah sebesar 75.000 dolar AS.
Berbagai perusahaan teknologi membuat program bug bounty untuk mengapresiasi para peneliti keamanan siber yang bisa menemukan kelemahan dalam sistem mereka.
Tahun lalu, Google memberikan hadiah senilai 6,5 juta dolar AS untuk ethical hacker. Apple biasanya memberikan uang senilai 1,5 juta dolar jika ancaman keamanan yang ditemukan sangat serius.[]