Yogyakarta – Pandemi Covid-19 mengakibatkan menurunnya gairah bisnis di bidang properti. Untuk meningkatkan kembali gairah itu sekaligus memudahkan para pencari properti di Indonesia, bulan ini aplikasi OmahGue diluncurkan dan tersedia di Playstore maupun Appstore.
Founder sekaligus CEO OmahGue, Taufan Asmara, menjelaskan, pada tahap awal pihaknya baru mengerjakan tiga produk, yakni kos-kosan, rumah kontrakan, dan rumah dijual.
Dia melanjutkan, aplikasi OmahGue bertujuan menjadi mal properti, dengan misi membantu orang dari kota lain mencari properti di kota lainnya. Sebab, selama ini banyak orang yang yang kerepotan mencari tempat usaha, tempat tinggal atau apa pun yang berbau properti di kota lain.
“Semoga dengan adanya aplikasi ini orang akan lebih mudah mencari. Di OmahGue kita lakukan verifikasi ketat untuk memastikan bahwa yang memasang iklan adalah pemilik langsung,” ucapnya, Senin, 1 Februari 2021.
Jika pemasang iklan di OmahGue bukan merupakan pemilik langsung, pihaknya mewajibkan ada surat kuasa atau surat penunjukan dari sang pemilik.
Seperti sejumlah aplikasi lain, OmahGue juga menyediakan kolom resume untuk membantu pelanggan lain, khususnya pada produk penawaran tempat kos.
“Kalau misalnya dia bikin bagus ternyata jelek, kan orang nggak akan lihat. Ada resumenya. Ada tanggapan dari konsumen.”
Taufan menargetkan dalam tiga bulan ke depan aplikasi OmahGue bisa menawarkan 3 ribu hingga 4 ribu unit, dan dalam tahun ini dia menargetkan minimal 10 ribu unit.
Satu-satunya Aplikasi Properti
Taufan juga menuturkan bahwa OmahGue merupakan satu-satunya aplikasi yang khusus menawarkan properti, meski diakuinya bahwa ada aplikasi lain yang lebih dulu bergerak menawarkan tempat kos.
“Ada juga beberapa yang properti, tapi mungkin algoritmanya beda. Gambarannya, kalau Bukalapak itu adalah consumer goods, barang-barang jual beli, kita all about properti,” ucapnya menegaskan.
Ke depannya OmahGue juga akan menawarkan lapangan futsal, guest house dan sejumlah properti lain yang disewakan.
Dia menambahkan, aplikasi OmahGue ada dari dua macam, yakni Omah Gue dan Mitra Omah Gue. Aplikasi Mitra Omah Gue khusus untuk pemilik properti, sementara Omah Gue untuk pencari properti.
Untuk aplikasi Mitra Omah Gue, pihaknya menerapkan sistem berbayar, tetapi selama pandemi ada promo khusus. “Yang kos-kosaan kita gratiskan di tahun pertama. Kalau yang jual atau menyewakan itu berbayar karena algoritmanya murni advertising.”
Harga normal untuk pemilik kos-kosan yang akan menawarkan propertinya di OmahGue adalah Rp 30 ribu selama sebulan, Rp 75 ribu per tiga bulan, Rp 135 ribu per enam bulan, dan Rp 250 ribu per tahun.
“Kita kasih harga kompetitif untuk menyemarakkan digitalisasi,” kata dia melanjutkan.
Hal menarik lain, lanjut Taufan, OmahGue tidak bersaing dengan perusahaan properti, sebab pihaknya lebih pada advertising.
“Untuk harga kita kasih persentase. Kontrakan 0,75% dari harga listing. Itu iklannya sampai setahun. Masa pandemi ini kita ada promo 0,75% itu sampai laku. Itu untuk membantu meningkatkan gairah properti lagi,” tuturnya.
Sementara untuk properti yang dijual, dia mematok tarif promo iklan sebesar 0,075% dari harga listing, yang dipasang hingga properti tersebut laku.
“Sebetulnya itu harga untuk setahun, tapi kita kasih promo sampai laku, maksimal dua tahun,” ucapnya. []