Jakarta - Baru-baru ini, aplikasi MyHeritage viral di kalangan pengguna media sosial lantaran pilihan fiturnya yang membuat potret orang yang sudah meninggal dunia, jadi terlihat hidup lagi setelah diubah menjadi video bergerak.
Aplikasi MyHeritage menawarkan layanan pengubah foto menjadi video singkat dengan teknologi deepfake dan kecerdasan buatan alias AI.
Aplikasi ini menjadi primadona baru kalangan warganet yang ingin bernostalgia bersama kerabatnya yang telah meninggal dunia, sembari mengenangnya dalam format gambar bergerak.
Namun di sisi lain, penggunaan aplikasi ini justru menjadi perbicangan negatif dan kontoversi di sejumlah negara, lantaran dianggap mungkin untuk digunakan dalam pemalsuan identias dan kejahatan lainnya.
Mengutip keterangan resmi perusahaan, aplikasi MyHeritage bekerja sama dengan perusahaan pemeragaan video menggunakan teknik AI, yakni D-ID dalam mengembangkan deep nostalgia. Caranya video tersebut sebelumya direkam oleh karyawan di aplikasi MyHeritage.
Perusahaan kemudian dapat menggerakkan wajah untuk setiap video yang diunggah. Animasi dipilih berdasarkan orientasi wajah dalam gambar dan terdiri dari gerak tubuh manusia nyata, seperti tersenyum, menggelengkan kepala, mengangguk, dan berkedip.
Alhasil, gambar bergerak yang dihasilnya terlihat demikian nyata sehingga membuat potret orang yang sudah meninggal dunia seolah hidup kembali.
Di tengah perbincangan negatif dan kontroversi, CEO MyHeritage, Gilad Japhet, mengakui bahwa aplikasinya yang ajaib memang mengundang pro dan kontra.
- Baca juga: Mengenal Snack Video, Aplikasi Konten yang Diblokir Kominfo
- Baca juga: Clubhouse, Aplikasi Media Sosial yang Sedang Populer
Saat ini, aplikasi besutannya telah berhasil membuat 33 juta lebih gambar bergerak dari foto yang diunggah warganet.