Apakah Rencana Stock Split Apple Menarik Minat Investor

Saham Apple (APPL) pada Jumat, 31 Juli 2020 ditutup menguat 10,47% atau 40,48 menjadi US$ 425,04 per lembar saham.
Ilustrasi - Logo Apple. (Foto: Antara/REUTERS)

Jakarta - Jumat lalu, 31 Juli 2020, saham Apple Inc dengan kode emiten APPL ditutup menguat 10,47% atau 40,48 menjadi US$ 425,04 per lembar di bursa Nasdaq, New York, Amerika Serikat. Kenaikan saham emiten sektor teknologi yang didirikan Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne pada April 1976 itu, bisa jadi karena sentimen rencana perseroan untuk memecah saham atau stock split dengan perbandingan 1:4.

 yang diumumkan pekan lalu biasanya akan menjadi sinyal positif untuk pasar saham di Amerika Serikat. Tetapi saat ini bukan waktu yang normal karena di tengah pandemi Covid-19.Stock split yang diumumkan pekan lalu biasanya akan menjadi sinyal positif untuk pasar saham di Amerika Serikat. Tetapi saat ini bukan waktu yang normal karena di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Analis Bocorkan 10 Alasan Segera Koleksi Saham Apple

Seperti ditulis dari yahoo.com, pemecahan saham biasanya merupakan sinyal bulish (membaik) karena menandakan kepercayaan manajemen dari emiten bahwa sahamnya akan berkinerja baik dalam bulan berikutnya atau tahun berikutnya. Manajer perusahaan berkeinginan saham diperdagangkan di atas "sweet spot" (nilai saham yang paling baik).

Investor ritel tidak terganggu oleh saham yang harganya mahal.

Efek bullish dari rencana stock split saham Apple ini dikonfirmasi oleh studi akademis. Salah satu yang paling paling menonjol dari studi tersebut ditulis oleh David Ikenberry, seorang profesor keuangan di University of Colorado. Dia menemukan bahwa rata-rata saham yang mengalami pemecahan saham dua untuk satu akan meningkat sebesar 7,9% selama setahun setelah pengumuman stock split,dan sebesar 12,2% selama tiga tahun setelah pengumuman itu.

Saham ApplePergerakan saham Apple pada 3 Agustus 2020 yang naik 2,52% atau 10,71 menjadi US$ 435,75 per lembar. (Foto: google.com).

Pergerakan saham Apple terus menunjukkan kenaikan.

Efek bullish ini menjadi jauh lebih lemah dalam beberapa tahun terakhir, karena beberapa alasan. Salah satunya adalah bahwa saham dengan harga tinggi tidak menimbulkan hambatan bagi investor institusi, dan institusi-institusi besar semakin mendominasi pasar. Yang kedua adalah bahwa investor ritel dengan jumlah investasi yang relatif kecil sekarang dapat membeli saham fraksional. Jadi, mereka tidak terganggu oleh saham yang harganya mahal.

Terlepas dari apa pun alasannya, kebanyakan emiten tak terlalu tertarik untuk melakukan strategi stock split saham. Sepanjang tahun 2011 hingga 2019, jumlah emiten yang melakukan stock split berkurang hingga 75% pada indeks S&P 1500 di bursa saham AS. Pengurangan frekuensi pemecahan saham itu terjadi meskipun ada peningkatan jumlah saham dengan harga tinggi.

Emiten Apple belum mengumumkan secara resmi waktu pelaksanaan stock split. Melihat pergerakan saham dan kinerja APPL yang moncer, mungkinkah stock split ini diminati investor? Pergerakan saham Apple terus menunjukkan kenaikan. Pada 23 Maret 2020, saham APPL ditutup pada US$ 224,37 per saham. Pada 22 Mei pada posisi US$ 318,89 per saham, 22 Juni US$ 358,87 per saham. Pada 31 Juli berada pada posisi US$ 425,04 per saham dan di tanggal 3 Agustus di posisi US$ 435,75 per saham atau naik 2,52% (US$ 10,71).

Baca Juga: Apple Akan Stock Split, Berimbaskah pada Dow Jones

Dalam laporan keuangan triwulan I 2020 (Q1 2020), Apple membukukan pendapatan senilai US$ 91,8 miliar, meningkat 9% dari triwulan sama tahun lalu dan menjadi rekor sepanjang masa. Pandemi Covid-19 sepertinya tidak terlalu terdampak pada finansial perseroan. Hal itu terlihat pada pendapatan di triwulan II 2020 (Q2 2020) yang mencapai US$ 58,3 miliar, naik tipis 1% dibandingkan periode saham tahun lalu. Pada Q3 2020, pendapatan tercatat mencapai US$ 59,7 miliar atau naik 11% dibandingkan periode sama tahun lalu. []

Berita terkait
Apple Akan Stock Split, Berimbaskah pada Dow Jones
Emiten sektor teknologi, Apple Inc mengumumkan rencana untuk melakukan stock split atau pemecahan saham pada Kamis lalu.
Produk Ponsel Samsung dan Apple Kian Membanjiri India
Tiga produsen kontrak untuk produk iPhone Apple dan Samsung mengajukan hak manufaktur skala besar di India di bawah skema insentif US$ 6,5 miliar.
Analis Bocorkan 10 Alasan Segera Koleksi Saham Apple
Apple Inc pada Kamis lalu mengumumkan rencana untuk melakukan stock split atau pemecahan saham, untuk menarik investor ritel.
0
Presiden Jokowi Akan Hadiri KTT G7 serta Temui Pemimpin Rusia dan Ukraina
Negara pertama yang akan dikunjungi Presiden adalah Jerman untuk memenuhi undangan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7