Jakarta - Emiten sektor teknologi, Apple Inc mengumumkan rencana untuk melakukan stock split atau pemecahan saham pada Kamis lalu. Namun pengumuman itu bukan pertanda baik bagi pergerakan indeks Dow Jones Industrial Average di bursa Wall Street.
Produsen ponsel pintar (smartphone) iPhone dan tablet iPad ini membuat pengumuman mengejutkan dalam laporan triwulanannya. Seperti diberitakan dari Channel News Asia yang mengutip Reuters, Jumat, 31 Juli 2020, Apple akan stok split saham dengan perbandingan 1:3 pada perdagangan hari ini. Ini merupakan aksi korporasi perseroan sejak 2014.
Baca Juga: Apple akan Luncurkan Emoji Baru di iOS 14
Pemecahan saham menjadi isu langka di bursa Wall Street dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun ini, hanya tiga emiten yang tergabung dalam indeks S&P 500 yang melakukan stock split.
Pemecahan saham merupakan strategi perusahaan dengan cara antara lain meningkatkan jumlah saham yang beredar dan menurunkan harga per lembar agar lebih murah. Hal itu juga bertujuan untuk menarik investor ritel.
Dengan saham Apple yang melonjak 6% dalam perdagangan yang diperpanjang menjadi US$ 408 per lembar menyusul laporan kuartalannya yang kuat, pemisahan itu berarti para pemegang saham akan menerima tiga saham untuk setiap satu yang mereka miliki. Investor akan dapat membeli saham dengan harga mendekati US$ 100.
"Kami berharap untuk membuat saham lebih mudah diakses oleh basis investor yang lebih luas," kata manajemen Apple.
Simak Pula: Apple Tidak Lagi Menggunakan Prosesor Intel
Namun, menurut pialang, semakin banyak kemungkinan investor membeli bagian saham, membuat keuntungan pembagian saham menjadi kurang jelas. "Pemecahan saham membuat orang tidak lagi peduli apakah itu saham US$ 500 atau US$ 100, karena investor sekarang dapat membeli fraksi saham," kata Howard Silverblatt, analis indeks senior di Indeks S&P Dow Jones. []