Apa Saja Tanda-Tanda Akan Terjadi Tsunami?

Berikut tanda-tanda akan terjadinya tsunami.
Papan peringatan potensi tsunami. (Tagar/Istimewa)

Jakarta - Riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa waktu lalu, yang memprediksikan akan terjadi tsunami setinggi 20 meter sangat mempengaruhi pada psikologis warga Indonesia.

Oleh karena itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga tidak terlalu panik karena situasi seperti ini belum tentu terjadi dan belum tentu valid.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa potensi itu merupakan skenario terburuk yang akan terjadi jika zona yang selama ini terkunci di Selatan Jawa barat dan Selatan Jawa Timur lepas bersama-sama.

Lalu apa saja tanda-tanda akan terjadinya Tsunami? Berikut tanda-tanda akan terjadinya tsunami :

1. Tanah bergetar dan suara gemuruh ombak yang tak biasa atau tidak normal

Gempa bumi yang berpusat di dalam laut, atau longsornya permukaan bumi di bawah laut, akan menyebabkan terjadinya underwater disturbance.

Pada kekuatan dan kedalaman tertentu kedua peristiwa tersebut dapat memicu tsunami. Jika berada di dekat laut dan merasakan tanah bergetar atau mendengar suara gemuruh ombak yang tak biasa, yang terdengar keras seperti suara pesawat jet atau kereta, segeralah berlari ke daratan yang lebih tinggi dan hindari lembah atau sungai.

2. Binatang dan kemampuan merasakan bahaya

Kepercayaan bahwa hewan memiliki “six sense” telah ada selama berabad-abab. Sebelum gempa bumi terjadi dan ombak raksasa menghantam garis pantai, anjing perliharaan menolak untuk meninggalkan rumah, gajah meniupkan terompet mereka dengan kencang dan berlari ke dataran yang tinggi, kelelawar terbang melarikan diri dan flamingo meninggalkan dataran rendah.

Kemungkinannya adalah hewan memiliki indera yang lebih tajam serta tingkat kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan di sekitar mereka, sehingga hewan lebih cepat bertindak menyelamatkan diri.

3. Air laut mendadak surut

Para ahli melaporkan bahwa tsunami yang mendekat bisa didahului oleh surutnya permukaan air laut secara tiba-tiba.

Peristiwa yang tak biasa ini terjadi akibat adanya Megathrust, yakni gerakan naik dari patahan lempeng yang besar yang terdapat di dalam laut. Misalnya ketika lempeng samudera bergerak ke bawah, menunjam lempeng benua, dan menimbulkan gempa bumi. Segeralah berlari ke dataran yang lebih tinggi jika Anda melihat air laut surut secara cepat dan tiba-tiba.

Jika menjumpai tanda-tanda tersebut segeralah menyelamatkan diri dengan cara berikut :

- Menyimpan tas persediaan untuk keadaan darurat adalah hal yang penting untuk dilakukan. Isi tas tersebut dengan persediaan obat-obatan, air, baju, serta makanan yang cukup untuk 72 jam. Pastikan juga melengkapi persiapan diri dengan memiliki asuransi kecelakaan.

- Menjauhi daerah pesisir laut dan mencari dataran atau bangunan kokoh yang lebih tinggi. Ingatlah bahwa tsunami merupakan serangkaian gelombang dan gelombang yang pertama mungkin bukan gelombang yang paling mematikan. Bahaya tsunami dapat berlangsung selama berjam-jam setelah datangnya gelombang pertama. []

Baca juga:

Berita terkait
Ahli LIPI: Riset Gempa Tsunami ITB belum Punya Pemetaan
Riset gempa bumi dan tsunami yang diketuai Guru Besar bidang Seismologi ITB, Sri Widiyantoro dibantah ahli Geologi LIPI Mudrik Rahmawan Daryono.
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Capai Rp 156 Miliar
Sejak Januari hingga September 2020 Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat 676 kejadian bencana di Aceh.
Dua Ribuan Bencana Terjadi Periode Januari - September 2020
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat lebih dari 2.000 bencana terjadi dari awal Januari hingga akhir September 2020.