Antisipasi Gunung Slamet Erupsi, Pemkab Pemalang Bersiap Ungsikan Warga

Pemerintah Kabupaten Pemalang bersiap mengungsikan warganya yang masuk dalam radius berbahaya dari Gunung Slamet
Kondisi puncak Gunung Slamet terpantau dari pos pengamatan di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sabtu, 10 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Pemalang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang, Jawa Tengah bersiap untuk mengungsikan warga ‎yang berada di radius berbahaya dari Gunung Slamet. Aktivitas gunung yang berada di perbatasan lima kabupaten itu terpantau mengalami peningkatan.

"Kalau status dinaikkan jadi siaga tentu jarak radius (bahaya) bertambah. Kalau memenuhi jarak radius nanti kita ungsikan. Jadi tidak terjadi hal-hal yang bahaya‎," kata Bupati Pemalang Junaedi saat mendatangi Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Minggu, 11 Agustus 2019.

Junaedi mengatakan, jalur evakuasi di desa-desa yang berada di wilayah terdampak Gunung Slamet sudah ada. Keberadaannya diharapkan bisa memudahkan warga untuk menuju ke tempat yang lebih aman jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.

Baca juga: Terus Diguncang Gempa, Gunung Slamet Masih Berpotensi Meletus

"Pelatihan evakuasi juga sudah dilakukan sehingga masyarakat tidak kagetan dan gumunan kalau ada bencana. Mereka siap antisipasinya bagaimana. Kalau logistik sifatnya darurat, jadi sudah stand by untuk antisipasi kedaruratan‎," jelasnya.

Junaedi menyebut, desa di wilayah Kabupaten Pemalang yang terdekat dengan puncak Gunung Slamet berjarak 3,9 kilometer. Sehingga warga di desa setempat masih berada di luar radius bahaya yang ditetapkan.

"Desa terdekat 3,9 kilometer. Jadi masih aman. Warganya sudah biasa karena peningkatan aktivitas Gunung Slamet ini siklus. Kesiapsiagaannya sudah bagus," kata dia.

Meski demikian, Junaedi mengimbau‎ warga untuk tetap waspada saat beraktivitas. Sebab aktivitas vulkanik Gunung Slamet bisa sewaktu-waktu mengalami peningkatan dan statusnya dinaikkan menjadi siaga (level III).

"Saat ini status masih waspada. Masyarakat tetap beraktivitas tapi waspada. Tidak boleh mendekati radius dua kilometer dari puncak," ujarnya.

Bupati PemalangBupati Pemalang Junaedi memberikan keterangan saat mendatangi Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Minggu 11 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Sementara itu, berdasarkan pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan Minggu 11 Agustus 2019 dari pukul 12.00-18.00, Gunung Slamet terekam mengalami gempa tremor terus menerus dengan amplitudo 0,5-3 milimeter dan 42 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-13 milimeter.

Baca juga: Gunung Slamet Waspada, Wisata Guci Masih Aman

Sedangkan pengamatan secara visual pada kurun waktu yang sama, ‎puncak gunung terpantau mengeluarkan asap berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25-50 m di atas puncak kawah.

‎Petugas pengamat di pos pengamatan, Rusdi mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas vulkanik Gunung Slamet terpantau mengalami peningkatan dibandingkan pada Sabtu 10 Agustus 2019.

"Amplitudo gempa tremornya membesar. Dari yang dominan satu milimeter sekarang menjadi dua milimeter. Untuk status, masih waspada atau level II," kata Rusdi, Minggu 11 Agustus 2019. []

Berita terkait