Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan telah membuat rencana untuk penanganan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal itu sudah disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Yang biasanya 5 sampai 7 hari untuk mengeringkan, ini hanya 1 sampai 5 jam.
Basuki Hadimuljono menjelaskan, pertama dengan dilakukan pembangunan Terowongan Nanjung yang berdampak mengurangi banjir di kawasan Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat.
"Kami melaporkan telah beroperasinya Terowongan Nanjung, Curug Jompong, yang telah berdampak sangat besar dalam pengendalian banjir di daerah Dayeuhkolot yang biasanya banjir," kata Basuki dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta Jumat, 3 Januari 2020.
Menurut Basuki, dengan keberadaan terowongan Nanjung itu, maka debit air di Sungai Citarum dapat terkurangi sehingga bisa mengurangi dampak banjir.
Dia menambahkan, sebelum ada terowongan Nanjung, jika debit air di Sungai Citarum mencapai 300 mm, maka daerah Dayeuhkolot, Bandung dan sekitarnya tergenang.
"Tapi sekarang dengan lebih dari 400 mm, masih belum tergenang. Ini ada testimoni beberapa warga yang disampaikan kepada Bapak Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil)," ujar Basuki.
Baca juga: Menteri PUPR: Pembangunan Bendungan Rampung 2020
Selain itu, dia katakan Terowongan Nanjung juga berdampak dengan cepatnya penyusutan air banjir di Dayeuhkolot.
"Yang biasanya 5 sampai 7 hari untuk mengeringkan, ini hanya 1 sampai 5 jam," kata Basuki.
Pada kesempatan itu dia juga melaporkan sejumlah upaya menangani banjir di beberapa daerah di Indonesia kepada Jokowi, salah satunya di Jawa Barat dan Lebak, Banten.
Terkait antisipasi bencana, dikatakannya Kementerian PUPR juga menerjunkan 287 petugas di 180 titik untuk menyurvei penyebab banjir sesuai rekomendasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Menurut Menteri PUPR, pihaknya bersiap menghadapi curah hujan yang diprakirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan semakin lebat pada 11-15 Januari 2020. []