Anies Viralkan Sarinah, Pengamat: Dia Butuh Pengakuan

Bandingkan kawasan Gedung Sarinah era Ahok dan Anies, pengamat sebut Anies ingin diakui publik keberhasilannya.
Ilustrasi Ahok dan Anies. (Foto: pegipegi.com)

Jakarta,(16/8/2018) - Belakangan ini Gubernur Anies Baswedan menampilkan foto di Instagram pribadinya @aniesbaswedan. Dia membandingkan kawasan perempatan jalan di Depan Gedung Sarinah Thamrin Jakarta Pusat pada era kepemimpinannya dengan era mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Dalam Instagram itu, foto pertama menunjukkan kawasan tersebut pada era Ahok terlihat kusam dan tidak cerah, sedangkan foto kedua menunjukkan kawasan itu telah diperbaiki dan dilengkapi sejumlah fasilitas pada era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

anies membandingkanGubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan membandingkan hasil kerjanya dengan gubernur terdahulu. (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)

Dalam pantauan terakhir, Kamis (16/8) sore, foto tersebut telah mendapatkan komentar dari netizen sebanyak 3.178 pengunjung.

Menanggapi foto viral di media sosial itu, Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah menilai, langkah membandingkan kawasan perempatan jalan di Depan Gedung Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat dengan masa pemerintahan Ahok dan Anies, bukanlah suatu tindakan yang etis. Maka dengan menampilkan foto itu di akun Instagram Anies, menurut Trubus, Anies ingin diakui oleh publik tentang keberhasilannya menata kawasan itu.

"Menurut saya dia ingin menampilkan sisi keberhasilannya. Selama ini publik kan belum banyak mengakui itu. Jadi dia sebenarnya butuh pengakuan. Langkah dia membandingkan itu sebenarnya juga menurut saya tidak etis. Apa yang dilakukan Anies ini sebenarnya ingin menunjukkan kepada publik bahwa beliau itu seorang pemimpin yang berhasil, caranya dengan membandingkan dengan Ahok untuk melihat perbedaannya," kata Trubus Rahadiansyah saat dihubungi Tagar, Kamis (16/8).

Dengan penataan kawasan Thamrin tersebut, kataTrubus, Anies juga ingin memberitahukan kepada masyarakat bahwa Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan persiapan yang baik untuk menyambut Asian Games 2018.

"Terkait yang ada di Thamrin sebenarnya satu sisi dia juga ingin memberitahukan kepada publik terkait Asian Games 2018 bahwa dia sudah melakukan persiapan yang baik. Pak Anies itu memang lebih memberikan perhatian khusus ke Thamrin itu, salah satunya merobohkan JPO diganti dengan pelican crossing. Ini kan langkah yang dipertontonkan atau dipertunjukkan oleh Anies dalam rangka bahwa kami DKI Jakarta bekerja dengan baik ini loh buktinya sehingga di media sosial jadi viral," ucap Trubus.

Trubus menambahkan, selama masa kepemimpinan Anies, sebenarnya belum ada prestasi yang ditunjukkan secara keseluruhan. Hal itu karena Anies belum menjalankan program-programnya saat kampanye dulu dengan baik.

"Intinya Gubernur Anies secara keseluruhan belum ada prestasi. Programnya itu lebih banyak kepada meneruskan atau melanjutkan. Dia gak mau mengakui program-program yang sudah diajukan oleh Ahok. Program dia (Anies) juga belum jalan," ujar dia.

Sementara Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna menyayangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang membandingkan kawasan tersebut pada era Ahok sebelumnya. Padahal menurut dia, hal tersebut bukanlah suatu keberhasilan yang signifikan.

"Jadi intinya sejauh mana sebetulnya kebijakan-kebijakan ini bukanlah hasil dari satu tempat, harus ada dari berbagai tempat lainnya. Kalau dibandingkan hanya Kawasan Sarinah saja, tempat-tempat lain bagaimana? Kalau kita mau berhasil bagus misalnya ada skala yang besar misalnya penanganan banjir, kemacetan, kebakaran, dan lain-lain. Jika semuanya terlihat ada perubahan yang signifikan yaitu baru kita apresiasi dan angkat jempol," ucap Yayat saat dihubungi Tagar, Kamis (16/8).

Menurut dia, mengukur keberhasilan suatu pemimpin bukan dilihat dari satu tempat saja.Tetapi perkembangan suatu tempat tersebut dapat dilihat memberi manfaat dan dipergunakan oleh seluruh masyarakat dengan baik atau tidak.

"Jadi dengan adanya modal keberhasilan Thamrin itu kan jadi modal kekuatan tentang keberhasilan dari gubernur. Padahal gubernur itu diukur bukan dari satu program saja. Dia harus banyak program, jika mau dikatakan berhasil," ujarnya.

"Kita tidak mengukur keberhasilan dari satu tempat, masih banyak tempat lain yang harus diselesaikan. Jadi intinya kita jangan memperbandingkan dari apa-apa yang sudah dilakukan dari hasil-hasil sebelumnya. Tapi kita lihat sejauh mana hasil karya itu diminati, dipergunakan dan dimanfaatkan masyarakat. Kalau masyarakatnya pasif atau diam tidak berkontribusi ya sudah artinya karya itu bukan sekadar indah dalam gambar tapi juga harus terwujud dalam pemanfaatannya," ujar dia. []

Berita terkait
0
Kenapa Bharada E Penembak Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo Status Saksi, Bukan Tersangka
Status masih saksi, bukan tersangka, Bharada E penembak Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo. Kenapa dia bukan tersangka, padahal dia menembak.