Anies Baswedan Leader 212 Gantikan Rizieq Shihab

Pengamat terorisme dari jurnal Intelijen Stanislaus Riyanta memandang Anies Baswedan akan ambil peran dalam reuni 212 menggantikan Rizieq Shihab.
Kolase Anies dan Rizieq. (Foto: Kolase)

Jakarta - Pengamat intelijen dan keamanan negara, Stanislaus Riyanta menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa menjadi sosok pemimpin baru pada reuni 212, 2 Desember 2019, menggantikan peran Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Bukan tanpa sebab dia berpendapat demikian. Sesuai dengan realitas yang ada, Stanislaus berpikir untuk kemungkinan pentolan FPI pulang ke Tanah Air peluangnya sangat kecil, lantaran masih tersandung persoalan overstay di Arab Saudi.

Baca juga: Rizieq Shihab Sebut Reuni 212 Bela Agama dan Negara

Dia (Anies Baswedan) cenderung oposisi dengan pemerintah, pernah menjadi menteri dan diberhentikan. Saya kira dia tokoh oposisi yang potensial untuk menjadi semacam leader 212.

"Habib Rizieq masih di Arab Saudi. Jadi mereka (tokoh 212) butuh orang juga, apalagi tokoh itu berpotensi bisa membawa gerakan lebih baik atau lebih kuat. Saya lihat tokoh yang potensial untuk bisa dijagokan mereka, saat ini Anies Baswedan," katanya kepada Tagar, Kamis malam, 21 November 2019.

Poin lain yang Stanislaus petik adalah, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) periode kerja 2014-2016 itu sempat terkena reshuffle oleh pemerintahan Jokowi

"Dia (Anies Baswedan) cenderung oposisi dengan pemerintah, pernah menjadi menteri dan diberhentikan. Saya kira dia tokoh oposisi yang potensial untuk menjadi semacam leader 212," ujarnya.

Stanislaus memandang, kelompok 212 memang mengarah menjadi gerakan politik, buktinya pada Pilpres 2019 kemarin, gerakan tersebut menambatkan pilihan dan mati-matian coba memenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Demo Mujahid 212Peserta Aksi Mujahid 212 melakukan orasi dari atas mobil komando. (Foto: Tagar/Deddy Hutapea)

"Mengusung calon-calon Pilpres pada demo kemarin dan kelompok ini sudah terbukti memang ada arah politik," ucapnya.

Jadi, tokoh 212 dipandangnya tetap butuh tokoh sentral, supaya tetap bisa bergerak, supaya bisa mempunyai pandangan atau tujuan, dan terlihat eksis. 

Baca juga: Ketum PA 212 Suruh Mahfud Md ke Arab Saudi

"Maka itu mereka butuh tokoh," tuturnya.

Menurut Stanislaus, reuni 212 di Monas, Jakarta, pada awal Desember mendatang tidak akan seramai aksi-aksi sebelumnya, bahkan cenderung kecil, karena daya tarik politiknya sudah semakin mengecil pula. 

"Saya kira (massa) tidak begitu besar. Prabowo sudah bergabung dengan pemerintahan. Leader-nya tidak sekuat yang kemarin. Sebab, acara sebelumnya ada leader yang daya tariknya sangat kuat, ada HRS-Prabowo dll, maka tensi politik sudah tidak menarik," tuturnya. 

Secara tegas dia katakan, pentolan FPI tidak akan mengikuti reuni 212 di Jakarta karena perrmasalahannya di Arab Saudi belum tuntas. Namun, para tokoh 212 tetap butuh dan mencari sosok pemimpin yang mau mendengarkan tumpahan aspirasinya.  

"Mereka tetap butuh penjuru, dalam artian tokoh mereka yang bisa didorong menjadi leader, karena Habib Rizieq di Arab Saudi. Potensi paling besar dari reuni 212 adalah Anies Baswedan. Dia bisa menjadi tokoh alternatif bagi kelompok 212 untuk tujuan politiknya," katanya. []

Berita terkait
Tokoh Reuni 212 Bimbang Lepas Urusan Politik
Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif mengklaim reuni 212, 2 Desember mendatang tidak ada sangkut pautnya dengan politik, karena umat akan bermunajat.
Gaung Sukmawati Penista Agama dalam Reuni 212
Ketua Umum Persaudaraan Alumni PA 212 Slamet Maarif akan menggaungkan Sukmawati Soekarnoputri penista agama dalam reuni akbar 212, 2 Desember 2019.
PA 212: Abdul Somad Ulama yang Harus Dimuliakan
Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif menyayangkan adanya upaya penolakan dakwah terhadap ustaz Abdul Somad di KPK.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.