Mamuju - Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi angka pernikahan di Mamuju Sulawesi Barat (Sulbar). Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Mamuju, H. Usman.
Menurutnya, penurunan angka pernikahan di Mamuju Sulbar tahun ini mencapai 40 persen jika dibandingkan dengan angka pernikahan di bulan yang sama tahun 2019 lalu.
Jika ada yang melangsungkan akad nikah dihadiri banyak orang, maka KUA berhak menolak.
"Penurunan itu terjadi sejak Maret 2020 hingga kini,"kata Usman, kepada Tagar, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Jumat 14 Agustus 2020.
Dia mengungkapkan, penurunan angka pernikahan yang dimaksud sesuai dengan laporan dari Kantor Urusan Agama (KUA) Mamuju yang pihaknya terima setiap tahun. "Jadi, angka pernikahan tahun ini mengalami penurunan drastis,"katanya.
Salah satu penyebab menurunnya angka pernikahan di Mamuju Sulbar, kata Usman, yakni surat edaran Dirjen Kementerian Agama yang tidak memperbolehkan pelaksanaan pernikahan di tengah pandemi Covid-19 pada Maret kemarin.
"Setelah Mei baru dibolehkan. Itu pun harus menikah di KUA dengan syarat protokol kesehatan dengan dihadiri maksimal 10 orang di ruangan,"kata Usman.
Kemudian setelah lebaran Idul Fitri, kata Usman, kembali ada surat edaran yang memperbolehkan melaksanakan pernikahan di luar balai nikah, namun tetap mengikuti protokol kesehatan dan tidak boleh dihadiri lebih dari 10 orang saat melangsungkan akad nikah di ruangan.
"Jika ada yang melangsungkan akad nikah dihadiri banyak orang, maka KUA berhak menolak atau membatalkan pernikahan,"katanya.
Usman berharap kepada masyarakat yang akan melangsungkan pernikahan agar mengikuti protokol kesehatan dan mendaftar di KUA paling lambat 10 hari sebelum pelaksanaan.
"Para tamu juga diharapkan untuk mengikuti protokol kesehatan, seperti cuci tangan dan menggunakan masker,"kata Usman. []
