Medan - Ekonom dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Pratomo menyikapi persoalan anggaran yang mencuat dalam debat publik kedua Pilkada Kota Medan 2020 yang berlangsung pada Sabtu, 21 November 2020. Dia menilai, realisasi APBD Kota Medan sangat rendah.
Wahyu mengatakan, Bobby Nasution tidak salah mengungkap masalah anggaran Kota Medan dalam debat publik kedua kemarin.
Sebutan Kota Medan adalah kota terbesar nomor 3 di Indonesia, rasanya sudah tidak benar lagi
"Tiap tahun, anggaran ditetapkan dalam APBD nilainya Rp5 triliun lebih, namun realisasinya rendah. Yang optimal hanya untuk belanja rutin saja. Padahal Kota Medan itu banyak sekali layanan publiknya, tapi anggaran juga tidak mampu diserap dengan optimal," kata Wahyu, Senin, 23 November 2020.
Menurutnya, ketidakmampuan Pemko Medan mendapat bantuan dari pemerintah pusat, merupakan kegagalan pemerintah daerah, apalagi kata dia, jika itu permasalahan penting.
"Jika proposal dibuat ala kadarnya, maka akan kalah oleh daerah lain yang membuat proposal lebih baik. Namanya juga tiap daerah bersaing mendapat dana pusat yang terbatas," katanya.
Dari penampilan dua pasang calon, sambung Wahyu, terlihat berbeda. Paslon nomor urut 1 tampak elegan menunjukkan birokrat formal. Sementara, paslon nomor urut 2 lebih santai dengan menunjukkan gaya anak muda yang energik dan tidak menonjolkan formalitas.
Wahyu juga menilai, Medan adalah kota yang perkembangannya sudah jauh tertinggal dibandingkan kota lainnya.
- Baca juga: Bobby Nasution Tanya Medan Clean Track, Akhyar Tak Berkutik
- Baca juga: Bobby-Aulia Jelaskan Program Wirausaha per Kelurahan
"Sebutan Kota Medan adalah kota terbesar nomor 3 di Indonesia, rasanya sudah tidak benar lagi. Karena secara ekonomi, Kota Medan memiliki PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang menunjukkan skala ekonomi Kota Medan nomor 9 saat ini, di bawah 5 kota di DKI, Surabaya, Bekasi, dan Bandung," ucap Wahyu. []