Ancaman Hipotermia di Enam Gunung Indonesia

Enam gunung di Indonesia ini patut diwaspadai ketika mendaki agar terhindar dari ancaman hipotermia.
Sejumlah pendaki mengejar momen sunset merah yang hanya tersaji di Hargo Dumilah, Puncak tertinggi di Gunung Lawu. (Foto: Tagar/Morteza Syariati Albanna)

Jakarta - Diperlukan persiapan matang untuk mendaki gunung. Selain peralatan untuk bertahan hidup di dataran tinggi, pendaki harus dalam keadaan sehat. Sebab pendaki akan dihadapkan dengan kondisi alam bebas, yang jauh berbeda dengan situasi permukiman. 

Minimal, sebelum menaklukkan gunung, pengetahuan tentang tata cara berkegiatan di alam bebas, serta penanganan kondisi darurat telah dikantongi oleh para pendaki. Salah satu alasannya agar terhindar dari hipotermia. 

Hipotermia adalah kondisi suhu tubuh turun hingga di bawah batas normal dari 37 derajat celcius. Ketika mengalami hipotermia, fungsi tubuh, organ dan sistem saraf akan terganggu. Bila tak segera ditangani, hipotermia dapat memicu gangguan sistem pernapasan, gagal jantung, hingga kematian. 

Dari sekian banyak gunung di Indonesia, berikut Tagar rangkum enam gunung yang perlu diwaspadai pendaki agar tidak terkena hipotermia.    

1. Gunung Lawu

Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten, yaitu Karanganyar di Jawa Tengah, Ngawi dan Magetan di Jawa Timur. Memiliki ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut (MDPL), setiap malam 1 Sura banyak pendaki maupun peziarah mendaki hingga ke puncak Lawu. Karena kepopulerannya, di puncak gunung Lawu dapat dijumpai pedagang makanan.

Namun, gunung ini juga telah banyak memakan korban. Pada Sabtu 5 Maret 2016, seorang pendaki asal Kuningan, Jawa Barat, bernama Sri Jayanti, mengalami hipotermia berat dan terjatuh ketika akan turun dari puncak Gunung Lawu. Sri diketahui baru pertama kali mendaki Gunung Lawu. Suhu dingin dan hujan di Puncak Lawu membuat Sri terkena hipotermia.

2. Gunung Arjuna

Arjuna merupakan gunung berapi kerucut (istirahat) di Jawa Timur, Indonesia. Tingginya mencapai 3.339 MDPL. Gunung Arjuno secara administratif terletak di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan.

Pada 5 April 2019, Tim SAR menemukan kerangka manusia berupa satu kaki dan satu tangan di lereng Gunung Arjuna. Setelah diidentifikasi kerangka tersebut atas nama Faiqus Syamsi, siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surabaya yang hilang saat mendaki pada Desember 2018.

Saat itu, dua orang terpisah dari rombongan pendakian, di antaranya Faiqus. Tim Basarnas yang mencari kala itu tidak berhasil menemukan korban. Faiqus diduga tewas karena hipotermia setelah lepas dari rombongannya.

Gunung, Pendaki, TravelerIlustrasi. (Foto: Pixabay)

3. Gunung Tampomas

Tampomas adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Jawa Barat, tepatnya sebelah utara Kota Sumedang. Tinggainya mencapai 1684 MDPL.

Pada awal tahun 2019, tiga orang pendaki muda bernama Ferdi Firmansyah, 13 tahun, Lucky Parikesit, 13 tahun, dan Agip Trisakti, 15 tahun, meninggal dunia dalam perjalanan menuju puncak Gunung Tampomas. Tiga warga Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeng, Indramayu, Jawa Barat itu diduga hipotermia, dan menghembuskan napas terakhir selama lebih dari 24 jam di dalam tenda.

4. Gunung Ciremai

Gunung berapi berbentuk kerucut ini secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kuningan dan Majalengka, Jawa Barat.

Hipotermia pernah dialami pendaki ketika naik ke Gunung Ciremai. Hal itu terlihat saat akun Instagram @sriharyanti.gw mengunggah video pada Rabu, 20 Juni 2018.

Dalam video tersebut seorang pendaki perempuan tampak memeluk pendaki perempuan lainnya dengan erat di pos pendakian Gunung Ciremai, Jawa Barat. Pendaki yang dipeluk tersebut diketahui terkena hipotermia. 

Akun @sriharyanti.gw menjelaskan kronologi pendaki perempuan tersebut bisa sampai terserang hipotermia. Ia menjelaskan bahwa dalam satu rombongan ada 7 orang, termasuk Ayu (korban hipotermia) dan pacarnya, Alwi. Menurut temannya, korban hanya memakai kemeja dan jaket biasa.

5. Gunung Sumbing

Gunung Sumbung merupakan gunung api yang terletak di Jawa Tengah. Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet. Gunung ini secara administratif terletak di tiga wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Magelang; Kabupaten Temanggung; dan Kabupaten Wonosobo.

Fatur Rohman, 14 tahun, warga Kelurahan Kambowa, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara, dinyatakan meninggal dunia saat mendaki puncak Gunung Sumbing pada Jumat, 5 April 2019. Fatur dan tiga rekannya, Disa, 13 tahun, Wildan, 17 tahun, dan Sultan, 16 tahun, yang berasal dari Jawa Timur mengalami hiportemia di atas puncak Gunung Sumbing. 

Mereka mendaki melalui jalur base camp Stickpala atau Garung Reco, Kecamatan Kalijajar, Kabupaten Wonosobo, sekitar pukul 15.50 WIB. Tim SAR menemukan tiga pendaki di atas pos 3 tepatnya di atas Watu Pestan. Fatur Rahman ditemukan di bawah puncak Rajawali di ketinggian 3.371 MDPL.

6. Gunung Mekongga

Gunung Mekongga merupakan gunung tertinggi di pegunungan Mekongga yang membentang di sisi utara wilayah Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kawasan pegunungan ini merupakan jajaran pegunungan verbeck yang puncak-puncaknya terdiri dari jenis batuan karst dataran tinggi. Dengan puncak tertinggi bernama mosero-sero dengan ketinggian 2.620 mdpl.

Husnawati Tombo, 30 tahun, warga Bangun Sari, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, tewas terseret arus di Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Utara. Husnawati adalah seorang relawan dari Kelompok Pencinta Alam Kepal yang ikut dalam rombongan evakuasi 12 pendaki yang terjebak di Gunung Mekongga karena cuaca buruk dan satu pendaki bernama Cindy, 18 tahun, yang terkena hipotermia. 

Insiden itu terjadi saat korban hendak menyeberang di penyeberangan kedua dalam proses evakuasi, Kamis, 2 Mei 2019 sekitar pukul 11.00 Wita.

Baca juga: 

Berita terkait