Anak-anak yang Lahir Lebih Banyak Sebagai Pengungsi

PBB melaporkan ada lebih dari 82 juta pengungsi di seluruh dunia, lebih dari 40 persen adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun
Ilustrasi: Pengungsi di kamp pengungsian (Foto: dw.com/id)

Jakarta – Perseriktan Bangsa Bangsa (PBB) menyerukan kesepakatan global untuk mengatasi pengungsian global. Sebagian besar pengungsi ditampung negara-negara miskin, lebih 40% pengungsi adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. Okeri Ngutjinazo melaporkannya untuk dw.com/id.

Sebanyak 82,4 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena penganiayaan, konflik, kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), seperti laporan terbaru Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees).

Laporan yang dirilis di Jenewa hari Jumat, 18 Juni 2021, menyerukan negara-negara untuk membalikkan tren global pengungsian ini, yang dipicu oleh kekerasan dan penganiayaan yang telah berlangsung selama hampir satu dekade. Jumlah pengungsi yang baru dirilis lebih tinggi 4% dari angka sebelumnya akhir 2019, yang mencatat 79,5 juta orang.

pengungsi anak-anakLebih 42% pengungsi global adalah anak-anak di bawah 18 tahun (Foto: dw.com/id)

Sebagian besar pengungsi di dunia ditampung oleh negara-negara yang berbatasan dengan wilayah krisis dan merupakan negara berpenghasilan rendah dan menengah. Negara-negara paling tidak berkembang di dunia menampung 27% pengungsi dunia, kata UNHCR.

1. Orang Terlantar di Balik Setiap Angka Statistik

Pada akhir tahun 2020, sekitar 20,7 juta pengungsi berada di bawah mandat UNHCR, 5,7 juta pengungsi adalah warga Palestina, dan 3,9 juta orang warga Venezuela yang meninggalkan rumah mereka. 48 juta orang tercatat sebagai pengungsi internal yang mengungsi di negara mereka sendiri, sementara ada 4,1 juta pencari suaka.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, mengatakan di balik masing-masing angka ini "adalah seseorang yang mengungsi dari rumah mereka dengan kisah pelarian, penggusuran dan penderitaan.

"Setiap individu layak mendapatkan perhatian dan dukungan kita — tidak hanya melalui bantuan kemanusiaan tetapi dengan menemukan solusi untuk mengakhiri penderitaan mereka," kata Filippo Grandi. Selanjutnya dia mendesak Kesepakatan Global untuk Pengungsi sebagai kerangka hukum dan alat untuk menanggapi pengungsian. "Kami membutuhkan kemauan politik yang lebih kuat untuk mengatasi konflik dan penganiayaan yang memaksa orang melarikan diri."

anak-anak imigran amerika tengahAnak-anak migran dari Amerika Tengah di tempat hunian sementara, Leona Vicario di Ciudad Juarez, Meksiko, sebelum diproses permohonan suaka di AS, 26 Februari 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Laporan UNHCR juga menemukan bahwa pada puncak pandemi tahun 2020, lebih dari 160 negara menutup perbatasan mereka, 99 negara juga menutup akses bagi orang-orang yang tengah mencari perlindungan internasional. Setelah dilakukan langkah-langkah seperti pemeriksaan medis di perbatasan, sertifikat kesehatan maupun karantina sementara pada saat kedatangan, lebih banyak negara yang kembali menjamin akses bagi pemohon suaka.

2. Lebih Banyak Anak Lahir Sebagai Pengungsi

Menurut laporan UNHCR, anak-anak sangat terpengaruh selama krisis pengungsian, terutama jika perpindahan mereka berlangsung selama bertahun-tahun. PBB memperkirakan hampir 1 juta anak lahir sebagai pengungsi antara 2018 dan 2020.

Selain itu, 42% pengungsi adalah anak perempuan dan laki-laki di bawah usia 18 tahun. Banyak dari mereka berisiko tetap berada di pengasingan selama bertahun-tahun yang akan datang, sebagian dari mereka berpotensi menjadi pengungsi seumur hidupnya.

"Tragedi begitu banyak anak yang lahir di pengasingan paksa seharusnya menjadi alasan yang cukup untuk secara signifikan meningkatkan upaya penyelesaian konflik dan kekerasan," kata Filippo Grandi (hp/vlz)/dw.com/id. []

Berita terkait
Pengungsi Muslim Afghanistan Dalam Proyek Fesyen Prancis
Para pengungsi Muslim dari Afghanistan dilibatkan dalam proyek daur ulang busana di Prancis dengan pekerja sosial dan mahasiswa fesyen
Paus Fransiskus Hanya Berkaca di Hilir Eksodus Pengungsi
Paus Fransiskus menyasar negara-negara yang menolak pengungsi dengan jargon moral “bak pemadam kebakaran” dan hanya bicara di hilir
Presiden Biden Tambah Jumlah Kuota Pengungsi Jadi 62.500
Presiden Biden siap tingkatkan penerimaan pengungsi empat kali lebih besar dari angka terendah sebelumnya jadi 62.500
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.