Anak-anak yang tak Divaksin Ditolak oleh Sekolah Italia

Puluhan anak ditolak oleh sekolah di berbagai wilayah Italia pada Senin (12/3), setelah batas waktu pemerintah bagi imunisasi berakhir pada akhir pekan lalu.
Ilustrasi vaksinasi pada anak. (ist)

Roma, Italia, (Tagar 13/3/2018) - Puluhan anak ditolak oleh sekolah di berbagai wilayah Italia pada Senin (12/3), setelah batas waktu pemerintah bagi imunisasi berakhir pada akhir pekan lalu.

Pemerintah melarang anak-anak yang tidak divaksinasi untuk belajar di taman kanak-kanak dan sekolah dasar di Kota Milan, Italia Utara, di Wilayah Abruzzo Tengah, dan di Wilayah Pulau Sardinia.

Beberapa kasus terjadi karena orang tua menolak untuk mengimunisasi anak mereka karena sikap "no-vax", kata kantor berita ANSA.

Italia telah menghadapi penurunan imunisasi dalam beberapa tahun belakangan akibat kegiatan "vo-vax", yang dilancarkan secara luas dan menyatakan vaksin dapat mengakibatkan penyakit autis dan vaksinasi adalah rencana yang digagas oleh kelompok multinasional, yang rakus.

Gerakan Bintang Lima, yang populis, dan kubu anti migran sayap kanan League, keduanya adalah pemenang dalam pemilihan umum 4 Maret di Italia telah mendukung sikap 'no-vax' pada masa lalu dan menentang imunisasi wajib.

Pada musim panas lalu pemerintah sayap kiri  dan tengah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Paolo Gentiloni mewajibkan 10 vaksinasi dan prasyarat buat anak-anak untuk masuk sekolah.

"Hampir 5.000 orang terinfeksi campak dan empat orang meninggal pada 2017 akibat penyakit yang sangat menular itu di Italia," kata Kementerian Kesehatan, sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Campak memiliki potensi untuk menjadi wabah luas, sedangkan cakupan imunisasi telah anjlok di bawah ambang yang diperlukan, 95 persen warga, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Jumlah tersebut memperlihatkan kenaikan angka vaksinasi yang menjadi sasaran dekrit (pemerintah)," kata ANSA, yang mengutip Direktur Departemen Penyakit Menular di Superior Institute Health (ISS) Giovanni Rezza, pada Senin.

"Kita telah melampaui angka vaksinasi 95 persen, jadi ambang masyarakat telah dicapai," kata Rezza.

Menurut survei tersebut, yang disiarkan pada Januari 2018, dari 3.130 orang tua Italia yang memiliki anak yang berusia 16-36 bulan, sebanyak 83,7 persen mengatakan mereka mendukung vaksinasi. Sementara itu 15,6 persen 'ragu' dan 0,7 persen mendukung gerakan 'no-vax', kata ISS. (ant)

Berita terkait