Amerika Serikat Jadi Tuan Rumah KTT Demokrasi

KTT itu berlangsung di tengah kemunduran demokrasi sekaligus mempertanyakan posisi demokrasi AS sendiri
Bendera Amerika Serikat (AS) melambai di luar Gedung Departemen Kehakiman AS di Washington, AS, 15 Desember 2020 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menjadi tuan rumah KTT virtual untuk Demokrasi pada 9-10 Desember 2021. untuk melawan otoritarianisme dan menggalakkan penegakan hak asasi manusia (HAM). KTT itu berlangsung di tengah kemunduran demokrasi sekaligus mempertanyakan posisi demokrasi AS sendiri.

Pengambilalihan militer di Myanmar, serangan terhadap sistem pemilihan Brasil oleh presidennya sendiri, pembunuhan presiden Haiti, dan sejumlah kudeta di benua Afrika, ini hanyalah beberapa dari kemunduran demokrasi yang terjadi pada tahun 2021 sekaligus melatarbelakangi pertemuan virtual yang diselenggarakan Presiden AS Joe Biden pada tanggal 9 dan 10 Desember 2021.Pertemuan itu dinamakan KTT Demokrasi.

jen psakiSekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, di Gedung Putih di Washington, AS, 12 November 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Kevin Lamarque)

“Ini adalah kesempatan bagi para pemimpin untuk membahas tantangan dan peluang yang dihadapi pemerintah demokratis dan bagaimana demokrasi dapat mewujudkan harapan warganya berdasarkan pilar KTT bagi penguatan demokrasi, melawan otoritarianisme, memerangi korupsi dan menggalakkan penghormatan terhadap hak asasi manusia," ujar Jen Psaki, Sekretaris Pers Gedung Putih.

KTT itu menjadi bagian dari janji kampanye Biden untuk memperkuat demokrasi di seluruh dunia yang akan dihadiri oleh 110 negara.

“Mobilisasi, peningkatan kesadaran dan fokus pada pemikiran bersama tentang pentingnya isu-isu demokrasi sudah menjadi langkah yang sangat terpuji oleh pemerintahan Biden," kata Christopher Walker, wakil presiden untuk studi dan analisis dari National Endowment for Democracy.

putin dan xi di rusiaPresiden China Xi Jinping, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan selama upacara pemberian gelar kepada Xi Jinping dari Universitas Negeri St. Petersburg di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Xi Jinping dan Vladimir Putin tidak diundang. Sementara KTT ini tidak secara eksplisit menggalang dunia untuk melawan Rusia atau China, tetapi ini merupakan sebuah kesempatan bagi Biden untuk memobilisasi dukungan bagi perlawanan terhadap apa yang dipandangnya sebagai pengaruh pemerintahan otoriter yang semakin besar.

“Mempertemukan berbagai demokrasi dalam banyak hal merupakan suatu strategi yang dirancang untuk membedakan Amerika Serikat bersama sekutu-sekutunya, dengan Rusia dan China dan berusaha agar negara-negara tersebut lebih tegas bersikap. Tak heran, hal itu membuat mereka tidak nyaman. Negara-negara seperti Korea Selatan dan Jerman misalnya, mereka benar-benar bergantung pada China untuk kesejahteraan ekonomi masing-masing," papar Stacie Goddard dari Wellesley College.

Le Yucheng, Wakil Menteri Luar Negeri China mengatakan KTT itu akan merusak solidaritas global.

Selama KTT, para pemimpin akan didorong untuk mengumumkan berbagai komitmen memperkuat demokrasi, namun tidak jelas apakah itu akan diwujudkan ke dalam tindakan nyata. Namun, penggalakkan nilai-nilai demokrasi Amerika tetap merupakah hal yang signifikan.

Steven Feldstein, pengamat senior di Carnegie Endowment for International Peace menegaskan “tahun yang ditandai tindakan nyata ini” merupakan bukti kembalinya Amerika ke dalam kancah menjunjung demokrasi setelah berlangsungnya jeda signifikan pada masa pemerintahan Trump.

Presiden AS Joe BidenPresiden AS, Joe Biden (Foto: voaindonesia.com/AP)

Beberapa kalangan juga mempertanyakan apakah AS memiliki kewibawaan moral untuk menjadi tuan rumah KTT, setelah terjadi peristiwa 6 Januari di Gedung Capitol dimana para pendukung Donald Trump yang berusaha untuk menggagalkan kekalahan mantan presiden AS tersebut dalam pemilihan November sebelumnya.

Pemerintahan Biden mengatakan justru kemampuan untuk bisa mengakui ketidaksempurnaan sekaligus mengatasinya secara transparan –suatu kekuatan unik bagi demokrasi– akan ditampilkan dalam KTT tersebut (mg/jm)/voaindonesia.com. []

Seperti Apa Demokrasi di Mata Warga Amerika Serikat

Riuh Rendah Suasana Pesta Demokrasi Amerika Serikat

Pilpres Amerika Serikat Demokrasi Tak Langsung dan Misoginis

Amerika Dukung Demokrasi di Dunia Tanpa Intervensi Militer

Berita terkait
Amerika Dukung Demokrasi di Dunia Tanpa Intervensi Militer
Menlu AS, Antony Blinken, katakan pemerintahan Presiden Joe Biden akan dukung demokrasi di dunia, tapi tidak melalui campur tangan militer
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi