Mataram - Badai debu Gurun Sahara menghantam beberapa wilayah, termasuk Amerika Serikat (AS), pada Kamis, 26 Juni 2020. Badai yang diperkirakan telah melintas hingga 5000 mil itu disebut-sebut sebagai badai debu terbesar yang pernah melanda AS dalam 50 tahun terakhir.
Meneruskan catatan New York Post, pergerakan badai debu Gurun Sahara itu bahkan nampak jelas melalui pantauan satelit saat melintasi pantai Teluk Mississippi, AS.
"(Badai) ini adalah peristiwa paling signifikan dalam 50 tahun terakhir," ujar spesialis kesehatan lingkungan Universitas Puerto Rico, Pablo Méndez Lázaro.
Badai yang juga dijuluki sebagai "Gorila Dust Cloud" karena kekuatan dan ukurannya yang besar ini, diprediksi akan terus bergerak menuju daerah Louisiana dan beberapa wilayah Texas.
Daerah dengan tekanan lebih tinggi di tenggara akan memungkinkan lapisan debu Sahara berpindah ke sebagian besar wilayah Pantai Teluk selama beberapa hari ke depan. Sementara pada Jumat, 26 Juni 2020 dan Sabtu, 27 Juni 2020, Debu Sahara diprediksi akan merambat ke seluruh wilayah AS Selatan.
Para ahli kesehatan juga memperingatkan warga sekitar area terdampak untuk waspada terhadap debu badai gurun Sahara yang berpotensi melemahkan sistem pernafasan manusia. Pasalnya, debu tersebut telah menyebabkan menurunnya kualitas udara di sejumlah wilayah yang dilewati, terutama wilayah Karibia pada Rabu, 24 Juni 2020.
Selain itu, pejabat kesehatan di Amerika Serikat juga memperingatkan masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah dan tetap menerapkan protokol kesehatan, termasuk protokol pencegahan penyebaran dan penularan virus Corona atau Covid-19 selama badai berlangsung hingga kondisi kembali stabil. []