TAGAR.id – London, Inggris - Amerika Serikat dan Inggris, Selasa (10/9/2024) secara resmi menuduh Iran memasok rudal jarak pendek ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina, dan mengatakan mereka akan mengambil tindakan untuk menghukum siapa pun yang terlibat.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, yang berbicara bersama Menlu Inggris, David Lammy, dalam lawatannya ke London, mengatakan sanksi-sanksi itu akan diumumkan Selasa (10/9/204) malam.
“Rusia sekarang ini telah menerima kiriman rudal balistik dan kemungkinan besar akan menggunakannya dalam beberapa pekan ini di Ukraina, untuk melawan Ukraina,” kata Blinken. “Pasokan rudal Iran itu memungkinkan Rusia menggunakan lebih banyak lagi arsenalnya untuk target-target yang berada lebih jauh lagi dari garis depan,” tambahnya.
Pernyataan ini muncul saat Blinken dan Lammy sedang bersiap-siap melakukan kunjungan bersama ke Ukraina pada hari Rabu (11/9), di mana mereka akan menemui Presiden Volodymyr Zelenskyy dan para pejabat senior lainnya untuk membahas peningkatan pertahanan Ukraina. Kremlin sedang berupaya memukul mundur ofensif mendadak Ukraina yang telah merebut ratusan mil persegi area di wilayah Kursk, Rusia.
Tekanan untuk Serangan ke Rusia
Tuduhan mengenai rudal Iran itu dapat membuat Zelenskyy semakin berani untuk meningkatkan tekanan terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutu lainnya agar mengizinkan Ukraina menggunakan rudal-rudal pasokan Barat dalam serangan lebih jauh ke dalam Rusia dan menghantam fasilitas-fasilitas di mana Rusia meluncurkan serangan udaranya. Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengizinkan Ukraina untuk menembakkan rudal yang diberikan Amerika Serikat melintasi perbatasan ke Rusia untuk membela diri, tetapi lebih banyak membatasi jarak karena khawatir memburuknya konflik di kawasan itu.
Meskipun demikian hal ini tidak menghentikan Ukraina untuk menggunakan senjatanya sendiri guna menghantam target-target yang lebih jauh lagi di dalam Rusia. Ukraina pada hari Selasa meluncurkan salah satu serangan drone terbesarnya di wilayah Rusia dalam perang selama 2,5 tahun ini yang menarget banyak wilayah, termasuk Moskow.
Dukungan Amerika Serikat-Inggris untuk Ukraina
Tidak seperti biasanya, kunjungan bersama yang langka ke Kyiv ini diumumkan terlebih dulu. Ini merupakan sinyal terbuka mengenai dukungan AS-Inggris bagi Ukraina menjelang serangan Rusia yang kemungkinan berlangsung brutal pada musim dingin mendatang. Kunjungan ini akan diikuti pertemuan antara Preside Joe Biden dan PM Inggris Keir Starmer di Gedung Putih pada hari Jumat (13/9), yang akan mengagendakan dukungan bagi pertahanan Ukraina.
Ketika ditanya apakah Amerika Serikat akan mengizinkan senjata yang dipasoknya digunakan untuk menyerang target-target di Rusia, Blinken mengatakan semua penggunaan senjata perlu dikaitkan dengan strategi.
Ia mengatakan salah satu tujuan kunjungan bersama pekan ini adalah “untuk mendengar langsung dari pimpinan Ukraina, termasuk ... Presiden Zelenskyy, mengenai bagaimana persisnya Ukraina melihat kebutuhan mereka pada saat ini, untuk tujuan apa, dan apa yang dapat kami lakukan untuk mendukung kebutuhan itu.”
“Semua yang dapat saya sampaikan adalah kami akan menyimak dengan saksama mitra-mitra Ukraina kami, kami akan melapor kepada perdana menteri, kepada Presiden Biden dalam beberapa hari mendatang dan saya mengantisipasi penuh bahwa ini adalah sesuatu yang akan mereka bahas sewaktu bertemu pada hari Jumat,” ujarnya.
Pola Meresahkan
Pernyataan mengenai tuduhan pengiriman rudal dari Iran mulai muncul pada akhir pekan lalu dengan laporan bahwa intelijen Amerika Serikat mengindikasikan pengiriman itu sedang berlangsung, kata beberapa orang yang mengetahui masalah tersebut dan yang berbicara dengan syarat anonim.
Lammy menyebut pengiriman rudal itu sebagai bagian dari “pola meresahkan yang kami lihat. Ini jelas merupakan eskalasi yang signifikan.”
Iran telah membantah memberi Rusia senjata untuk perangnya di Ukraina.
“Iran menganggap pemberian bantuan militer untuk pihak-pihak yang terlibat dalam konflik – yang menyebabkan meningkatnya korban jiwa, kehancuran infrastruktur, dan semakin jauhnya perundingan gencatan senjata – sebagai tindakan yang tidak manusiawi,” menurut pernyataan baru-baru ini dari misi Iran untuk PBB.
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah memperingatkan Iran selama berbulan-bulan agar tidak mengirimkan rudal balistik ke Rusia.
Direktur CIA William Burns, yang berada di London untuk hadir bersama dengan mitranya dari badan intelijen Inggris, memperingatkan tentang hubungan pertahanan yang kian besar dan “meresahkan” antara Rusia, Tiongkok, Iran dan Korea Utara, yang ia katakan mengancam Ukraina dan sekutu-sekutu Barat di Timur Tengah.
Gedung Putih telah berulang kali mendeklasifikasi dan menerbitkan temuan-temuan intelijen yang menunjukkan Korea Utara telah mengirimkan amunisi dan rudal ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina, sedangkan Iran juga memasok Moskow dengan drone dan telah membantu Kremlin membangun pabrik pembuatan drone.
China menahan diri untuk tidak mengirimkan persenjataan bagi Rusia tetapi telah meningkatkan penjualan peralatan mesin, mikroelektronik dan teknologi lain yang digunakan Moskow untuk memproduksi rudal, tank, pesawat dan persenjataan lainnya, menurut para pejabat Amerika Serikat. (uh/em)/Associated Press/voaindonesia.com. []