Amerika Serikat Akan Segera Adili Tiga Tersangka Bom Bali

Pemerintah AS akan segera adili tiga tersangka yang diduga terlibat dalam pemboman di Indonesia pada tahun 2002 dan 2003
Ledakan ‘bom Bali’ tahun 2002 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan segera mengadili tiga tersangka yang diduga terlibat dalam pemboman di Indonesia pada tahun 2002 dan 2003. Saat ini ketiganya masih mendekam di Teluk Guantanamo, Kuba.

Kementerian Pertahanan AS mengumumkan rencana untuk menggelar persidangan terhadap tiga pria yang ditahan di Teluk Guantanamo. Ketiganya merupakan tersangka dalam tindak kejahatan pemboman di Indonesia tahun 2002 dan 2003 yang mengakibatkan banyak korban tewas.

"Tuduhan (kepada mereka) meliputi persekongkolan, pembunuhan, percobaan pembunuhan, dengan sengaja menyebabkan luka tubuh yang serius, terorisme, menyerang warga sipil, menyerang objek sipil, perusakan properti, dan aksesori setelah fakta, semuanya melanggar hukum perang," kata Pentagon dalam pernyataan Kamis, 21 Januari 2021.

lokasi guantanamoLokasi penjara Guantanamo di Kuba (Foto: en.wikipedia.org)

Rencana persidangan ini diumumkan pada hari pertama pemerintahan Presiden Joe Biden, 20 Januari 2021.

Ketika Biden menjadi wakil presiden di masa pemerintahan Presiden Barack Obama, mereka berusaha menutup penjara Guantanamo namun gagal. Sementara di pemerintahan Donald Trump, ia tidak menunjukkan "minat" pada Guantanamo termasuk tahanan di dalamnya, seperti tokoh Al Qaeda dan perencana serangan 9/11, Khalid Sheikh Mohammed.

Aksi bom Bali terjadi tahun 2002, menargetkan beberapa lokasi yang biasa didatangi turis dan menewaskan hingga 202 orang, yang mayoritas korban merupakan turis asing. Setahun kemudian, pemboman terjadi di Hotel J.W. Marriott Jakarta dan menewaskan 12 orang.

Persidangan yang tertunda. Ketiga tersangka pemboman di Bali dan Jakarta ditangkap di Thailand pada tahun 2003. Hingga saat ini mereka telah menghabiskan lebih dari 14 tahun di fasilitas penahanan militer AS di Teluk Guantanamo.

Mereka adalah Encep Nurjaman atau Hambali diduga bertindak sebagai pemimpin Jemaah Islamiyah, afiliasi utama Al Qaeda di Asia Tenggara. Warga negara Malaysia yang merupakan pembantu Hambali, Mohammed Nazir Bin Lep dan Mohammed Farik Bin Amin juga telah dituntut merencanakan dan membantu serangan tersebut.

guantanamoSalah satu sudut penjara Guantanamo, Kuba (Foto: dw.com/id)

Tidak diketahui jelas apa alasan penundaan persidangan terhadap ketiganya, tetapi proses militer di penjara yang dikelola angkatan laut tersebut kerap kali tertunda karena kesulitan logistik dan tantangan hukum lainnya.

Sebelumnya pada tahun 2016 jaksa menolak membebaskan Hambali dari Guantanamo karena dia masih merupakan "ancaman signifikan bagi keamanan Amerika Serikat."

Pada puncak "Perang Melawan Teror" Washington, Penjara Guantanamo menahan sekitar 780 orang. Setelah didesak pemerintahan Obama, hanya 40 tahanan yang tersisa di Guantanamo [ha/gtp (AP, AFP)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Densus 88 Bekuk Teroris Bom Bali I di Lampung
Tim Densus 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris bernama Zulkarnaen di Lampung. Dia adalah buronan kasus bom Bali I tahun 2001.