Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo menyebutkan bahwa AS akan menjatuhkan lagi sanksi terhadap Iran yang akan mulai diberlakukan pada 20 September waktu tengah malam GMT. "AS akan menyiapkan proses 30 hari untuk memulihkan hampir semua sanksi PBB terhadap Iran setelah Dewan Keamanan PBB gagal menegakkan misinya untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional," ucapnya dalam akun Twitter, seperti diberitakan dari Arab News, Jumat, 28 Agustus 2020.
Baca Juga: AS Berharap Negara Arab Lain Buka Hubungan dengan Israel
Proses pemulihan sanksi adalah reaksi terhadap Dewan Keamanan yang menolak tawaran AS pada 14 Agustus lalu untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran setelah kedaluwarsa pada Oktober.
Cuit Pompeo muncul seteah 13 anggota DK PBB mengungkapkan penentangan mereka terhadap upaya AS yang meminta PBB menyetujui usulan resolusi untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran, pada Jumat ini. Mereka berpendapat bahwa langkah Washington tidak bisa diterima karena menggunakan proses yang disepakati di bawah perjanjian nuklir pada tahun 2015, antar Iran dengan AS yang dihentikan dua tahun lalu.
Namun, Amerika Serikat berpendapat bahwa hal itu dapat memicu proses - yang dikenal sebagai snapback - karena resolusi Dewan Keamanan 2015 yang menetapkan kesepakatan nuklir masih menyebutkannya sebagai AS sebagai peserta. Proses pemulihan sanksi adalah reaksi terhadap Dewan Keamanan yang menolak tawaran AS pada 14 Agustus lalu untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran setelah kedaluwarsa pada Oktober.
Pompeo pada hari Kamis menyelesaikan perjalanan ke Timur Tengah yang berusaha untuk membangun kesepakatan yang ditengahi Amerika agar Israel dan Uni Emirat Arab menormalisasi hubungan.
Menteri Luar Negeri AS ini membahas melawan pengaruh regional Iran dengan mitranya dari Emirat selama kunjungan singkat ke UEA sebagai bagian dari turnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) mencapai kesepakatan normalisasi hubungan. Dalam kesepakatan itu, Israel setuju untuk menangguhkan rencana kontroversialnya untuk mencaplok bagian Tepi Barat yang didudukinya.
Baca Juga: Bermesraan dengan Israel, Iran Ancam Serang UEA
Kesepakatan kedua negara itu difasilitasi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Banyak negara yang menyebutkan bahwa kesepakatan bersejarah itu merupakan terobosan menuju perdamaian. []