Amerika Kurangi Staf Kedubes di Ukraina

Gedung Putih memerintahkan warga Amerika Serikat (AS) yang menjadi pelatih militer Ukraina agar keluar dari negara itu
Kedutaan Besar AS di Kyiv, Ukraina, 12 Februari 2022 (Foto: voaindonesia.com - AP/Andrew Kravchenko)

Jakarta – Gedung Putih memerintahkan warga Amerika Serikat (AS) yang menjadi pelatih militer Ukraina agar keluar dari negara itu. Pada minggu yang sama AS mengurangi personel kedutaannya di sana hanya tinggal petugas esensial. Dengan setidaknya 100 ribu tentara Rusia mengepung Ukraina, Amerika menyatakan invasi kini bisa terjadi “kapan saja.”

Pasukan Rusia dan Belarus ikut latihan militer bersama di Belarus. Tetangga di utara Ukraina itu kini menjadi pangkalan bagi setidaknya 100.000 tentara Rusia yang dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Ukraina. Rusia menyatakan tidak berniat menyerang Ukraina, tetapi pejabat tinggi Amerika memperingatkan sebaliknya.

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam acara "State of the Union" di TV CNN, Minggu, 13 Februari 2022, mengatakan, “Cara mereka membangun kekuatan dan cara mereka memanuver pasukan di sana, memungkinkan aksi militer besar segera. Dan kami siap terus mengupayakan diplomasi, tetapi kami juga siap bersatu dengan sekutu dan mitra kami untuk merespons dengan cara yang tegas jika Rusia tetap menginvasi.”

Presiden Amerika Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu, 12 Februari 2022, berbicara melalui telepon. Gedung Putih mencuit apa yang disampaikan Biden sebagai peringatan akan risiko "cepat dan parah" jika Rusia menyerang tetangganya. Percakapan telepon itu dilaporkan tidak banyak membantu meredakan ketegangan. Anggota Kongres Amerika menyuarakan keprihatinan tentang situasi tersebut.

twit gedung putihTwit The White House @WhiteHouse (Foto: voaindonesia.com)

Senator Lindsey Graham dari fraksi Republik dalam acara TV ABC "This Week" memperingatkan kerusakan yang lama jika Rusia menyerang.

“Ini bukan presiden Amerika terakhir yang menghadapi isu ini. Jika Rusia menginvasi Ukraina, Anda akan merusak hubungan Amerika-Rusia selama puluhan tahun, dan setiap presiden dalam waktu dekat akan sulit untuk memprakarsai sesuatu ketika berurusan dengan Rusia. Jadi, saya berharap Putin mengerti itu,” kata Sen. Lindsey Graham.

Sementara itu, Kremlin menyatakan tidak berencana menyerang Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia merilis video mengenai itu dan mengatakan lebih dari 30 kapal dari armada Laut Hitam baru-baru ini berlayar untuk berlatih manuver angkatan laut.

Di Laut Azov, ada kontingen kecil penjaga perbatasan Ukraina timur dengan kapal-kapal kecil. Mereka bukan tandingan angkatan laut Rusia. Ukraina kehilangan sebagian besar angkatan lautnya ketika Rusia secara ilegal mencaplok Krimea pada 2014.

Amerika menarik sebagian besar personel kedutaannya dari Kyiv dan memperingatkan warga Amerika untuk keluar dari Ukraina. Gedung Putih juga menarik pasukan yang selama ini melatih pasukan Ukraina, dan menurut laporan mereka ditempatkan di Eropa di mana, menurut Departemen Pertahanan, mereka akan segera bergabung dengan tiga ribu pasukan dari Divisi Lintas Udara ke-82 (ka/jm)/voaindonesia.com. []

Staf Kedutaan Amerika Diperintahkan Tinggalkan Ukraina

Pasukan Ukraina Latih Sukarelawan untuk Hadapi Perang

Putin Sebut Proposal Macron Terkait Ukraina Realistis

Amerika Akan Lakukan Apapun untuk Bela Integritas Ukraina

Berita terkait
Jerman Akan Jatuhkan Sanksi Jika Rusia Invasi Ukraina
Jelang pembicaraannya di Kiev dan Moskow, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, telah memperingatkan Rusia tentang hukuman berat jika menyerang Ukraina
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.