Amerika Berlakukan Sanksi Terhadap Pemimpin Militer Myanmar

Presiden Joe Biden sebut Amerika Serikat akan menerapkan konsekuensi terhadap para pemimpin kudeta di Myanmar
Polisi membentangkan spanduk dan mengacungkan salam tiga jari untuk memprotes kudeta militer di negara bagian Kayah, Myanmar, 10 Februari 2021 (Foto: voaindonesia.com - Khun Bwe Mue via Reuters)

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengumumkan Amerika Serikat akan menerapkan konsekuensi terhadap para pemimpin kudeta di Myanmar. Pengumuman ini dikeluarkan 10 Februari 2021.

Biden menegaskan kembali bahwa militer harus melepaskan kekuasaan yang direbutnya “dan menunjukkan rasa hormat terhadap peran rakyat” seperti tercermin dalam pemilihan 8 November lalu.”

warga myanmarWarga Myanmar turun jalan mengutuk kudeta atas Aung San Suu Kyi, 7 Februari 2021. (Foto: VOA)

Pemerintah Amerika, kata Biden, “kini mengambil langkah-langkah untuk mencegah para jenderal memiliki akses yang tidak semestinya ke 1 miliar dolar AS dana pemerintah Myanmar.”

Dia juga telah menyetujui perintah eksekutif “yang memungkinkan Amerika segera memberikan sanksi terhadap para pemimpin militer yang mengarahkan kudeta, kepentingan bisnis mereka, serta para anggota keluarga dekat mereka.”

Biden, dalam pernyataan tentang situasi di Myanmar, mengatakan target putaran pertama akan diidentifikasi minggu ini.

“Kami juga akan memberlakukan kontrol ekspor yang ketat untuk pembekuan aset Amerika yang menguntungkan pemerintah Myanmar, sambil mempertahankan dukungan kami untuk perawatan kesehatan, kelompok masyarakat sipil, dan area lain yang secara langsung menguntungkan rakyat Myanmar,” kata Biden.

warga myanmar foto suu kyiWarga Myanmar memegang foto pemimpin Aung San Suu Kyi setelah militer merebut kekuasaan dalam kudeta di Myanmar,2 Februari 2021. (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Jorge Silva)

Kudeta 1 Februari 2021 oleh militer Myanmar terhadap pemerintahan yang dipilih secara demokratis itu telah mendorong demonstrasi yang luas di sana selama lima hari berturut-turut, yang menentang pengambilalihan tersebut.

Kudeta tersebut mengubah langkah selama hampir satu dekade menuju demokrasi setelah periode lima dekade pemerintahan junta militer. Militer mengklaim pemilu November yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Suu Kyi dinodai “kecurangan.” (lt/em)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Demonstrasi Myanmar Gelar Protes Kudeta di Kedubes Asing
Demonstran di Yangon, Myanmar, bawa protes mereka ke gedung kedutaan-kedutaan besar asing meminta tekanan internasional terhadap junta militer
Diplomat Myanmar Cari Suaka di Amerika Pasca Kudeta Militer
Seorang diplomat penting di kedutaan Myanmar di Washington DC, AS, mengatakan bahwa dia mencari suaka di AS
Amerika Desak Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi
AS mendesak militer Myanmar untuk membebaskan para pejabat yang ditahan, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi