Jakarta - Situasi Kota Ambon, Maluku kembali tenang setelah pemberitahuan tidak adanya potensi tsunami usai gempa bermagnitudo 6,8 yang melanda wilayah itu sekitar pukul 06.46 WIB, Kamis 26 September 2019.
Mengutip pantauan Antara di Ambon, warga yang sempat panik dan pergi berbondong-bondong ke dataran tinggi, kini sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing, setelah mendengar kabar tidak adanya potensi tsunami.
Jangan panik dan jangan cemas, semoga Tuhan melindungi kita semua
Meski demikian, hingga siang hari, gedung perkantoran pemerintah maupun swasta masih terlihat sepi, karena ditinggal karyawannya yang sejak pagi berupaya menyelamatkan diri usai gempa.
Sejumlah tempat perbelanjaan di pusat kota, seperti Ambon Plaza, Fritz (swalayan), Maluku City Mall, dan Ambon City Center terlihat belum membuka masih tutup.
Bahkan, sejak terjadinya gempa pada Kamis pagi, sejumlah warung kecil pun belum terlihat buka hingga Kamis siang.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi Maluku, Wellem Wattimena, berharap warga Kota Ambon tenang dan tidak panik karena gempa tidak berpotensi tsunami.
"Jangan panik dan jangan cemas, semoga Tuhan melindungi kita semua," ucapnya.
Sebelumnya, Kamis pukul 06.46.44 WIB, wilayah Kota Ambon dan sekitarnya diguncang gempa bumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi bermagnitudo 6,8, yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 6,5.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,43 LS dan 128,46 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 42 km arah timur laut Kota Ambon, Propinsi Maluku pada kedalaman 10 km. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Hingga satu jam setelah terjadinya gempa pertama, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 10 aktivitas gempa bumi susulan (aftershocks) dengan magnitude terbesar 5,6.
Gempa Bumi Memakan Korban
Gempa bumi susulan yang mengguncang Pulau Ambon berkekuatan 5,6 SR mengakibatkan Ny. Haja Kebo meninggal dunia saat berupaya menyelamatkan diri dengan sepeda motor.
"Korban meninggal dunia karena terjatuh dari sepeda motor ketika berusaha menyelamatkan diri saat terjadi guncangan susulan," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Muslimin di Ambon.
Menurut dia, Ny. Hajah Kebo merupakan orang tua kandung dari salah satu staf Kantor Basarnas Ambon bernama Kunu Akbar dan berdomisili di kawasan Waiheru, Kecamatan Teluk Ambon.
Akibat gempa bumi tersebut juga menyebabkan sebuah kios penjual minyak di kawasan Waitatiri terbakar.
Sementara Pembantu Dekan (PD) IV Fakultas Tekhnik Universitas Pattimura Ambon John Tupan mengatakan, seorang mahasiswi dilarikan ke puskesmas akibat mengalami luka di bagian kepala.
Korban berupaya menyelamatkan diri, namun terjatuh dan mengalami luka di kepala. Ia pingsan dan sempat terinjak-injak.
"Kalau satu mahasiswi kami memang terluka dan pingsan, tetapi kalau yang dilaporkan meninggal dunia di Fakultas Pertanian belum diketahui pasti, namun yang jelas bangunan kampus itu juga mengalami kerusakan saat terjadi gempa," ujarnya.
Sejauh ini BMKG masih memberikan imbauan kepada masyarakat Pulau Ambon dan sekitarnya untuk waspada dan tetap berada di tempat-tempat terbuka guna mencegah terjadinya gempa bumi susulan. []