Amankan Pawai 6.347 Ogoh-ogoh, Polda Bali Kerahkan 5.630 Personel

Amankan pawai 6.347 ogoh-ogoh, Polda Bali kerahkan 5.630 personel. Pengamanan juga dibantu 22.000 pecalang se-Bali bersama stakeholder lainnya.
PARADE OGOH-OGOH JELANG NYEPI: Sejumlah pemuda mengarak ogoh-Ogoh atau boneka raksasa menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940 di Desa Tegalalang, Gianyar, Bali, Kamis (15/3). Parade ogoh-ogoh yang melambangkan sifat-sifat buruk tersebut untuk menetralisir kekuatan negatif dan sifat buruk sehingga Hari Raya Nyepi dapat dilaksanakan dengan penuh keheningan dan kedamaian. (Foto: Ant/Wira Suryantala)

Denpasar, (Tagar 16/3/2018) – Sebanyak 5.630 personel dikerahkan Kepolisian Daerah Bali untuk mengamankan pawai ogoh-ogoh (boneka raksasa) pada Jumat (16/3) malam di Pulau Dewata, saat "Pangerupukan" atau sehari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi.

"Dalam pengamanan, kepolisian mengedepankan kegiatan preventif yang didukung dengan preemtif, intelijen dan penegakan hukum," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hengky Widjaja di Denpasar.

[caption id="attachment_49220" align="aligncenter" width="712"] PARADE OGOH-OGOH JELANG NYEPI: Sejumlah pemuda mengarak ogoh-ogoh atau boneka raksasa menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940 di Desa Tegalalang, Gianyar, Bali, Kamis (15/3). Parade ogoh-ogoh yang melambangkan sifat-sifat buruk tersebut untuk menetralisir kekuatan negatif dan sifat buruk sehingga Hari Raya Nyepi dapat dilaksanakan dengan penuh keheningan dan kedamaian. (Foto: Ant/Wira Suryantala)[/caption]

Hengky Widjaja menyebutkan, upaya pengamanan pawai ogoh-ogoh di Bali dilaksanakan secara "all out" mengingat perayaan Hari Raya Nyepi bersamaan dengan tahap kampanye pilkada serentak sehingga situasi tetap aman dan kondusif.

"Ada 6.347 ogoh-ogoh di seluruh Bali yang akan diarak pada saat malam Pengerupukan. Pengamanan ini juga dibantu 22.000 pecalang se-Bali bersama stakeholder lainnya," kata mantan Kasat Reskrim Polres Gianyar ini.

Perwira lulusan Akpol Tahun 1993 ini mengimbau masyarakat agar pawai ogoh-ogoh tidak diwarnai kekerasan atau tindak pidana.

"Seluruh masyarakat Bali agar ikut serta menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing dengan saling menghormati dan menghargai antarumat beragama," ujarnya.

Rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi di Bali sudah terlihat, sebagian besar umat Hindu melaksanakan kegiatan ritual Melasti sejak tanggal 13 hingga 15 Maret 2018.

Pada saat melaksanakan ritual Melasti, umat Hindu di Pulau Dewata menyucikan sarana upacara ke pantai atau sumber mata air. Kemudian pada 16 Maret 2018, masyarakat akan melaksanakan Ritual Tawur Agung Kesanga (Penyucian Alam Semesta) yang dilanjutkan dengan mengarak ogoh-ogoh.

Puncaknya, pada 17 Maret 2018, masyarakat merayakan Hari Raya Nyepi dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian. "Keesokan harinya, seluruh umat Hindu akan melaksanakan Ngembak Geni," kata Kombes Pol Hengky Widjaja. (ant/yps)

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.