Ali Shahab, Pelopor Kancah Perfilman dan Pertelevisian yang Terlupakan

Salah satu pelopor perfilman dan pertelevsian Tanah Air itu meninggal dunia di usia 77 tahun.
Ali Shahab. (Foto: Instagram/siyanbo)

Jakarta (27/12/2018) - Masyarakat Indonesia penikmat industri hiburan Tanah Air sudah tentu mengenal baik komedian Malih dan Bolot. Kedua pelawak itu terkenal dengan bahasa dan gayanya yang khas dengan budaya Betawi.

Tidak mengherankan, sebab sejatinya dua orang penghibur televisi itu memang berasal dari dunia lenong, sebuah pertunjukan kesenian drama komedi dari tanah Jakarta.

Adalah Ali Shahab, sutradara yang memperkenalkan dua orang tadi ke khalayak luas lewat serial drama komedi Pepesan Kosong, pada pertengahan tahun 1990an di stasiun televisi TPI yang saat ini berubah nama menjadi MNC TV.

Ali Shahab meninggal dunia sekira pukul 15.00 WIB pada Selasa (25/12) kemarin. Sutradara kelahiran Jakarta, 22 September 1941 itu menutup usia setelah penyakit sesak napas menyerang pada saat pria yang sempat menjadi penulis novel tersebut ingin menunaikan salat Ashar.

Jenazah Ali Shahab direbahkan di peristirahatannya yang terakhir di Tempat Pemakaman Umum, Pejaten Jakarta Selatan. Pria yang telah menicapai usia ke-77 tahun tersebut selamanya akan dikenang sebagai salah satu pelopor dunia film dan pertelevisian nasional.

Ali Shahab memulai karir di dunia perfilman sekira tahun 1966, saat dirinya terlibat sebagai penata artistik dalam produksi film berjudul Di Balik Tjahaya Gemerlapan yang disutradarai Misbach Yusa Diran.

Ali ShahabAli Shahab tercatat telah membesut sekurangnya 14 judul film sebagai sutradara. Satu di antaranya, film Warkop DKI bertajuk Manusia Enam Juta Dollar. (Foto: Instagram/this.is.cuplikan)

Sekian waktu tak terlihat, Ali baru muncul kembali ke kancah perfilman nasional sebagai sutradara lewat film Beranak Dalam Kubur, sebuah film yang begitu melambungkan namanya pada tahun 1972. Dikutip dari laman ImdB, Ali membesut film yang dibintangi ratu horor Indonesia, Suzzanna itu bersama Awaludin.

Ali Shahab begitu mencintai dunia kesenian sejak masih duduk di bangku SMP. Dari mulai ikut kursus melukis, sampai dengan masuk Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), Yogyakarta pada tahun 1958-1963. Selepas kuliah, Ali justru masuk ke ranah jurnalistik dengan menjadi wartawan di berbagai media dan sempat menjadi pemimpin redaksi Indonesia Jaya.

Selain kancah jurnalistik dan perfilman, Ali Shahab juga dikenal sebagai salah satu pelopor di industri pertelevisian nasional. Pada tahun 1980an, lewat stasiun televisi nasional TVRI Ali menggelontorkan Rumah Masa Depan. Sebuah tayangan drama yang menceritakan kehidupan sebuah keluarga di sebuah desa asri bernama Cibereum.

Serial Rumah Masa Depan yang antara lain dibintangi Mak Wok, Hamid Arief, Aminah Cendrakasih, Septian Dwi Cahyo, dan Mieke Wijaya tersebut menjadi amat digemari saat itu, seiring tumbuhnya industri hiburan televisi yang semakin diminati. Setelahnya, Ali juga memproduksi sinetron Nyai Dasima, yang juga mendulang banyak pemirsa televisi.

Pada awal tahun 1990an, saat stasiun televisi swasta nasional mulai benyak bermunculan, Ali kembali memproduksi tayangan berkualitas bermuatan lokal budaya Betawi, Pepesan Kosong.

Serial komedi yang di bintangi pegiat kesenian lenong, Mpok Nori, H. Bodong, H. Bolot, Mat Tuyul, Malih Tong tong, Nirin Kumpul dan bintang Nazar Amir itu tayang di stasiun televisi TPI yang kini telah berubah nama menjadi MNC TV.

Selain H. Bolot, Malih Tongtong dan Suzzanna, adik dari seniman budaya betawi Alwi Shahab itu juga turut meroketkan nama salah satu grup komedi terbaik di negeri ini, Warkop DKI lewat film Manusia Enam Juta Dollar pada tahun 1981.

Sampai dengan akhir hayatnya, Ali Shahab tercatat telah membesut sekurangnya 14 judul film sebagai sutradara. Sebanyak lebih dari 8 Judul serial televisi dan sinetron, juga menulis belasan judul buku novel berbagai latar belakang cerita dan tema.

Berita terkait