Ali Rasyid Imbau Pendaftaran RS di Jabar Online

Di Jabar tercatat 77 anak di bawah usia 18 tahun terinfeksi Covid-19, untuk itu perlu dihindari antri di rumah sakit untuk berobat da imunisasi
Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat dari Partai Gerindra, Ali Rasyid (kanan). (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati).

Bandung - Komisi V DPRD Jawa Barat mengimbau pihak rumah sakit selain fokus pada penerapan protokol kesehatan juga harus mengubah sistem antrian untuk layanan anak, terutama imunisasi. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah kerumunan atau antrian panjang dan mencegah anak terpapar Covid-19 saat akan melakukan imunisasi.

“Protokol kesehatan sepertinya setiap rumah sakit sudah menerapkannya, tetapi tinggal sistem antrian yang belum banyak diubah,” kata Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat dari Partai Gerindra, Ali Rasyid, kepada Tagar saat ditemui di DPRD Jawa Barat, Bandung, 16 Juni 2020.

Mengingat jumlah permintaan layanan imunisasi banyak, menurut Ali Rasyid, pihak rumah sakit atau layanan kesehatan harus mengubah sistem antriannya seperti harus sudah bisa daftar melalui online yang kemudian datang berdasarkan waktu yang telah ditentukan untuk menghindari penumpukan. Bisa juga dengan pembatasan kunjungan pasien atau penjadwalan kunjungan per-pasien. Selain itu rumah sakit menyediakan ruang tunggu yang luas dan berjarak.

“Atau dengan memanfaatkan cafe sekitar rumah sakit yang dijadikan ruang tunggu, tetapi harus dipastikan penerapan social dan physical distancing-nya jalan, atau sistem lainnya yang tujuannya untuk menghindari penumpukan pasien,” ujarnya.

Adapun mengenai adanya kabar bahwa adanya kewajiban anak yang akan diimunisasi harus terlebih dahulu di tes Covid-19, menurut Ali Rasyid, sampai sejauh ini dirinya belum mengetahui pasti. Namun yang jelas, tes Covid-19 jangan sampai membebankan pasien. Kalaupun itu sudah menjadi kewajiban sebelum melakukan vaksinasi bagi anak, sebaiknya pihak rumah sakit bisa memberikan pilihan.

“Jangan sampai membebankan, kalau bisa tes Covid-19-nya dibayar pemerintah daerah setempat, karena ingat tidak semua pasien yang datang dari keluarga mampu secara ekonomi. Pasti banyak yang dari ekonomi tidak mampu,” kata Ali Rasyid.

Untuk diketahui, sejak Mei 2020 sudah ada 77 anak di bawah usia 18 tahun terinfeksi Covid-19 di Jawa Barat. Satu anak meninggal dunia (adv). []

Berita terkait
Kasus Covid-19 di Jabar Melonjak Faskes Ditambah
Kasus Covid-19 di Jabar terus bertambah Pemprov Jabar tambah fasilitas kesehatan di sejumlah kabupaten dan kota
0
Dalam Dua Hari, Vaksinasi PMK Tembus 58 Ribu Dosis
Pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk mencegah peningkatan jumlah hewan sakit PMK.