Alasan PBNU Gaet Investor Asal Rusia

Ketua Koordinator Nasional Program Pertanian PBNU, Witjaksono mengaku sudah menggaet investor asal Rusia untuk menanamkan modal di Indonesia.
Ketua Koordinator Nasional Program Pertanian PBNU, Witjaksono menggaet investor asal Rusia untuk berinvestasi di Indonesia. (Foto: Wikipedia)

Jakarta - Ketua Koordinator Nasional Program Pertanian PBNU, Witjaksono mengaku sudah menggaet investor asal Rusia untuk menanamkan modal di Indonesia. Ia mengaku nilai investasi yang akan dibawa senilai 1.1 Miliar Dollar Amerika Serikat. 

Witjaksono menjelaskan investasi besar itu rencananya akan disalurkan di bidang infrastruktur, pabrik tepung, trasportasi dan kelistrikan.

As Soon As Possible mereka siap masuk, mereka udah bikin 3 perusahaan PMA (Penanam Modal Asing).

"Itu kita bisnis to bisnis. Nilai investasinya mencapai 1.1 Miliar USD itu di bidang infrastruktur, transportasi, pabrik tepung, ada kelistrikan," ujar Witjaksono kepada Tagar di Gedung PBNU pada Kamis, 8 Agustus 2019.

Witjaksono mengaku, alasannya mengajak investor asal Rusia adalah untuk memberi fragmentasi investasi yang positif kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo dan KH Ma'aruf Amin agar tidak selalu diidentikan dengan investasi dengan Tiongkok.

"Sebenarnya kenapa kita menarik dari Rusia supaya fragmentasi investasinya rata dalam pemerintahan Pak Presiden dalam lima tahun ke depan dan di dalam ada wakil dari kiai kita (KH Ma'aruf Amin), nah itu jangan sampai dipersepsi kan selalu dengan investasi dengan Cina," ucapnya.

Meski tidak menyebut siapa investor asal Rusia tersebut, namun Witjaksono mengatakan mereka siap untuk segera memulai investasi jika pemerintah sudah memberikan izin investasi kepada mereka. 

"As Soon As Possible mereka siap masuk, mereka udah bikin 3 perusahaan PMA (Penanam Modal Asing). As usual bisnis kalau regulasi oke mereka siap langsung mulai," tambahnya.

Meskipun didedikasikan kepada kaum Nahdliyin, namun Witjaksono mengutarakan investasi tersebut juga akan terbuka kepada seluruh masyarakat Indonesia selama kompetensi sumber daya manusianya sesuai dengan kebutuhan bisnis.[]

Baca juga:

Berita terkait