Alasan 23 Pemakaman Protokol Covid-19 di Gunungkidul

Sampai Rabu 6 Mei ada 23 pemakaman jenazah menggunakan protokol Covid-19 di Gunungkidul, Yogyakarta. Ini alasannya.
Protokol pemakaman jenazah Covid-19. (Foto: Dok. BPBD DIY)

Gunungkidul – Sudah ada 23 jenazah yang dimakamkan menggunakan protokol Covid-19 di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta hingga Rabu, 6 Mei 2020. Hal itu dilakukan karena beberapa alasan, meski sampai saat ini masih belum ada yang meninggal akibat Corona.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan beberapa alasan tersebut yang pertama yakni karena tidak tahu asal usul penyakitnya dan tidak ada yang bisa mengungkapkan penyakitnya karena jenazah dari luar daerah atau impor.

“Alasan lainnya karena keluarga dan warga tidak ada yang berani merukti atau merawat jenazah. Sementara petugas juga tidak mendapat kepastian penyebab meninggalnya,” katanya saat dihubungi pada Rabu 6 Mei 2020.

Dewi menyebut tak semua orang yang meninggal saat pandemi Covid-19 ini dimakamkan dengan menggunakan protokol Corona. “Ada yang meninggal pasti karena bukan Covid-19, dilakukan dengan cara yang biasa,” ucapnya.

Untuk perkembangan kasus Corona di Gunungkidul sampai saat ini belum ada satu pun yang meninggal karena Covid-19. Mereka yang positif dan masih dilakukan perawatan ada sebanyak sembilan orang. Sedangkan yang sudah dinyatakan sembuh berjumlah lima orang.

Alasan lainnya karena keluarga dan warga tidak ada yang berani merukti atau merawat jenazah. Sementara petugas juga tidak mendapat kepastian penyebab meninggalnya.

Orang Dalam Pemantauan (ODP) ada sebanyak 1.022 orang, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 76 orang. Sementara untuk ODP yang meninggal dunia ada empat orang dan PDP sebanyak 17 orang telah meninggal.

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Gunungkidul Iswandoyo mengatakan sejak pandemi Covid-19 sudah ada 23 jenazah yang dimakamkan menggunakan protokol Covid-19. Dari jumlah tersebut ada tiga yang berstatus PDP dan satu ODP. “Untuk hari ini ada dua jenazah yang dimakamkan menggunakan protokol Covid-19,” katanya.

Selain berstatus PDP dan ODP, juga ada yang meninggal dunia karena berbagai penyakit. Seperti stroke dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Ada pula yang disebabkan karena mengalami kecelakaan lalu lintas.

Iswandoyo juga mengatakan dari 23 jenazah itu tidak hanya mereka yang tinggal di Gunungkidul saja. Namun ada pula yang dari luar daerah tapi memang asli kelahiran Gunungkidul. Seperti Tangerang, Malaysia, Jakarta, Semarang, Banten, dan Depok Jawa Barat. []

Baca Juga:

Berita terkait
Peti Jenazah Saat Pandemi Covid-19 di Yogyakarta
Saat pandemi Corona ini, banyak pasien atau orang yang meninggal di rumah sakit saat diantar ke rumah duka atau pemakaman sudah dalam peti jenazah.
Evakuasi Jenazah Seperti Protokol Covid-19 di Sleman
Petugas dengan protokol Covid-19 mengevakuasi jenazah di Sleman. Langkah ini sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Evakuasi Jenazah Terhalang Portal di Kulon Progo
Warga Jawa Timur meninggal saat menginap di Kulon Progo. Dalam pemeriksaan tidak ada tanda-tanda kekerasan dan penganiayaan.