Aksi Suporter Desak Suporter di Malaysia Dibebaskan

Ratusan suporter asal Jawa Timur menggelar aksi solidaritas di depan kantor Asprov PSSI Jatim, Senin 25 November 2019.
Aliansi suporter Jatim menggelar aksi di depan kantor Asprov PSSI Jatim, Senin 25 November 2019. Aksi digelar terkait penahanan suporter Indonesia oleh polisi Malaysia. (Foto: Haris D Susanto)

Surabaya - Ratusan suporter asal Jawa Timur menggelar aksi solidaritas di depan kantor Asprov PSSI Jatim, Senin 25 November 2019. Aksi para suporter ini menanggapi penahanan suporter Indonesia yang ditangkap polisi Malaysia. Mereka mendesak PSSI berupaya membebaskan suporter yang masih ditahan.

Ketiga suporter Indonesia ini adalah, Andreas Setiawan (28), Iyan Prada Pribowo (32), dan Riki Chorudin (31). Namun saat ini hanya Andreas yang belum dibebaskan. Dia diindikasi terkait dengan ancaman serangan bom.

Koordinator lapangan (korlap) aksi suporter Jawa Timur, Tulus Budi mengatakan aksi ini mengenai insiden penganiayaan suporter Indonesia. Tak hanya itu, mereka mendapat perlakuan buruk saat mendukung tim nasional yang menghadapi Malaysia kualifikasi Piala Dunia 2020 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Selasa 19 November 2019 lalu. 

Aksi ini adalah bentuk kegelisahan dari teman-teman suporter timnas ada umumnya dan khususnya yang ada di Jawa Timur mengenai apa yang terjadi di Stadion Bukit Jalil

Di pertandingan itu, Indonesia kalah 0-2. Indonesia yang selalu menelan kekalahan di pertandingan kualifikasi menduduki dasar klasemen Grup G.

"Aksi ini adalah bentuk kegelisahan dari teman-teman suporter timnas ada umumnya dan khususnya yang ada di Jawa Timur mengenai apa yang terjadi di Stadion Bukit Jalil. Rekan-rekan kami sesama suporter mendapat perlakuan buruk dan tidak adil dari suporter Malaysia," kata Tulis usai aksi di depan Kantor PSSI Jatim, Jalan Ketampon 90.

"Kami berharap suporter segera dibebaskan. Karena kami yakin mereka tidak salah," ujar Tulus.

Mengenai kedatangan suporter ke kantor PSSI Jatim, mereka meminta kepada federasi membantu membebaskan suporter yang ditahan kepolisian Malaysia.

"Kami datang ke sini untuk mendorong federasi agar hadir dalam masalah ini. Melalui Asprov Jatim kami dorong agar bisa melakukan tindakan lebih konkret," tambah Tulus.

Menurut Tulus, sebagai federasi yang membidangi sepak bola, PSSI seharusnya juga memperhatikan suporter. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah lebih aktif membantu membebaskan suporter yang masih ditahan di Malaysia.

"Kami berharap ke depannya federasi lebih aktif dalam melindungi suporter bola karena apa pun salah atau benar, PSSI harus aktif dulu," ujar dia.

Aksi tersebut merupakan gabungan dari beberapa suporter di antaranya, Ultras Garuda season Jatim, K-chonk Mania, Bonek dan Garuda Wani. Mereka datang dari beberapa daerah seperti Bangkalan, Lamongan, dan Mojokerto.

Sementara itu, Direktur Kompetisi dan Alih Status Pemain Arip Saefudin berjanji meneruskan aspirasi suporter ini ke PSSI. Bahkan Asprov bakal menyampaikan secara resmi semua tuntutan suporter.

“Kami tampung, dan kami akan teruskan ke PSSI pusat dan instansi terkait. Asprov PSSI Jatim menyambungkan aspirasi ini ke Jakarta,” kata Arip.

Aksi aliansi suporter dimulai sejak pukul 13.00 WIB. Mereka datang secara bergelombang hingga akhirnya aksi baru dimulai pada 14.30 WIB. Mereka membentangkan spanduk dengan bertuliskan "Bebaskan Teman Kami, Harga Diri Bangsa Harga Diri Kami". 

Suporter juga bergerak ke Gedung Negara Grahadi untuk kembali menyatakan sikap terkait penangkapan suporter tersebut. []

Berita terkait
Malaysia Bebaskan Dua Suporter Indonesia
Dua dari tiga orang suporter Indonesia yang ditahan oleh polisi Malaysia telah dipulangkan.
Kesaksian Suporter Indonesia Dianiaya di Malaysia
Mantan Ketua Umum Jakmania, Muhammad Larico Ranggamone membenarkan adanya penganiayaan yang dialami suporter Indonesia di Malaysia.
Menpora RI Tolak Permintaan Maaf Malaysia
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali menolak permintaan maaf pemerintah Malaysia. Menteri Syed Saddiq dinilai tak punya itikad minta maaf.
0
Kekurangan Pekerja di Bandara Australia Diperkirakan Samapi Tahun Depan
Kekurangan pekerja di bandara-bandara Australia mulai bulan Juli 2022 diperkirakan akan berlanjut sampai setahun ke depan