Jakarta - Aksi Mujahid 212 yang menggelar aksi di Simpang Patung Kuda, Monas, Jakarta menyatakan mendukung gerakan demonstrasi mahasiswa yang digelar di depan Gedung DPR/MPR pada 23-24 September 2019.
Pimpinan aksi mengatakan pihaknya bukan massa bayaran dalam melakukan aksi untuk menyuarakan pendapat.
Kami bukan massa nasi bungkus atau bayaran
"Kami bukan massa nasi bungkus atau bayaran yang dijanjikan 100 ribu tapi dikasih 40 ribu, 60 ribunya dibonsai," ujar pimpinan aksi.
Pimpinan aksi menyerukan agar umat Islam mendukung aksi demonstrasi mahasiswa khususnya dalam menolak RUU KPK.
Orasi tersebut juga dihadiri perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) yang diwakili Sekolah Tinggi Dakwah Mohamad Natsir.
Dalam orasinya, perwakilan BEM SI mengatakan mahasiswa menjadi saksi perlakuan aparat kepada mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi.
"Kenapa ketika rakyat ingin menyuarakan aspirasi kepada pejabat malah dipersulit? Aparat berseragam cokelat malah jadi benteng yang membatasi rakyat," ujarnya.
Pimpinan Aksi Mujahid siap untuk diajak mahasiswa dalam setiap aksi untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. Ia menyerukan agar seluruh umat dapat membantu perjuangan mahasiswa dalam menumbangkan liberalisme dan melawan bahaya komunisme yang membahayakan Indonesia. []