Agum Gumelar Bahas Pemecatan Prabowo, Ini Reaksi TKN dan BPN

'Yang Pak Agum sampaikan adalah fakta sejarah tentang keterlibatan Prabowo melakukan melakukan penculikan dan pelanggaran HAM'
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat yang diikuti Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, (Tagar 13/3/2019) - Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agum Gumelar memberikan kesaksian ihwal sidang pemecatan Prabowo Subianto dari dinas militer. Agum mengatakan Prabowo telah melakukan pelanggaran HAM berat hingga ia dipecat dari tentara.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto menilai apa yang dikatakan Agum Gumelar merupakan sebuah upaya, dan bagian dari tanggung jawabnya untuk mencairkan solusi perihal pemimpin yang tidak punya cacat HAM di masa lalu.

"Ya, itu kan bagian dari upaya, bagian dari tanggung jawab Pak Agum Gumelar, bahwa mencari pemimpin itu pemimpin yang baik, pemimpin yang tidak punya tradisi kekerasan di masa lalu, pemimpin yang tidak suka jalan sendiri tanpa mengikuti disiplin organisasi," ucapnya kepada awak media di DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (12/3).

Senada dengan Hasto, menurut aktivis 98 yang juga merupakan politikus PDIP, Masinton Pasaribu, hal yang disampaikan Agum Gumelar di dalam video yang tengah viral itu merupakan bagian dari fakta sejarah dari hasil sidang Dewan Kehormatan Perwira (DKP) pada 1998 lalu.

"Yang Pak Agum sampaikan adalah fakta sejarah tentang keterlibatan Prabowo melakukan melakukan penculikan dan pelanggaran HAM," jelasnya, Selasa (12/3).

Masinton menegaskan tidak ada yang salah dari statement Agum Gumelar dalam video pemecatannya dari kemiliteran. Maka itu, kata dia, kubu sebelah jangan reaksioner dalam menanggapi realitas yang disampaikan oleh besan mantan pebulu tangkis nasional Taufik Hidayat.

"Kubu sebelah tidak perlu reaksioner menanggapi fakta yang disampaikan oleh Pak Agum. Bantah lah fakta dengan fakta, data dengan data," urai caleg DPR RI Dapil 2 DKI Jakarta.

Sementara itu menurut Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, hal  yang ia simak di dalam video berdurasi 9 menit itu merupakan bentuk pembusukan. Sebab, Agum yang selama ini diam justru baru berkoar mendekati momen pencoblosan pada April mendatang.

"Itu kan pernyataan Pak Agum yang selalu keluar 5 tahunan, setiap mau pilpres. Terus selama ini Pak Agum ngepain aja? Kalau memang ada masalah dan segala macam," ujar Dahnil.

Dahnil juga menilai bahwa Jenderal TNI Purnawirawan berusia 73 itu merupakan pendukung Jokowi di Pilpres 2019. Semestinya, kata dia, Agum minta kepada orang nomor 1 di Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk menyelesaikan masalah HAM 1998.

"Kan dia pendukung Jokowi. Harusnya dia minta Jokowi untuk menyelesaikan kalau itu ada masalah, segala macam. Sebagai orang dekat Pak Jokowi, harusnya dia bisa menyelesaikan masalah itu. Kalau ada masalah ya. Kalau dia mau menuding Pak SBY, Pak Prabowo segala macam," pungkasnya.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.