Adu Strategi Denny Siregar - Telkomsel

Sebentar lagi pasti banyak tokoh besar yang akan menelepon saya, dan bilang, Denny, kamu mundur saja. Adu strategi Telkomsel - Denny Siregar.
Denny Siregar. (Foto: Cokro TV)

Saya sudah menduga, bahwa kasus melawan Big Company tidak semudah kelihatannya. Mereka punya jaringan orang-orang top dan dana besar untuk melindungi kepentingan besarnya. Dan strategi mereka keren sekali, sehingga banyak orang silau.

Salah satu strategi adalah dengan membangun narasi seolah-olah mereka sudah membongkar jaringan di dalam. Dan keluarlah tersangkanya, yang ternyata jabatannya cuma coro doang.

Dengan begitu, mereka memposisikan sebagai korban, dan karena mereka dan saya sesama korban, jadi cukup minta maaf saja, "Maaf ya Den, atas ketidaknyamannya." Mereka anggap masalah selesai.

Strategi kedua, dengan memunculkan orang atau kelompok seolah-olah menuntut mereka belasan triliun rupiah dengan mengatasnamakan saya. Dan narasi yang dibangun adalah, "Ah, Denny ternyata cuma cari uang". Dibunuhlah karakter saya, supaya yang tadinya mendukung menjadi benci.

Nah strategi ketiga, mereka akan memunculkan "angka nego" dengan saya ke publik. Tujuannya, ya apalagi kalau bukan merusak nama supaya opini terbentuk bahwa saya hanya mencari uang.

Lalu strategi keempat, akan bongkar-bongkar keburukan saya di masa lalu, supaya kembali lagi tercipta opini negatif publik ke saya.

Dan semua itu akan mereka lakukan dalam rangka menghalangi saya mengajukan gugatan sebenarnya. Melepaskan tanggung jawab mereka yang sudah sangat merugikan. Dan supaya tidak muncul orang-orang seperti saya yang akan mengajukan gugatan yang sama.

Sebentar lagi, pasti banyak tokoh besar yang akan menelepon saya, dan bilang, 'Denny, kamu mundur saja.'

Baca juga: Kasus Denny Siregar #BoikotTelkomsel Trending Twitter

Begitulah cara Big Company menyelesaikan masalahnya. Tidak ada empati, bagi mereka semua hanya bagian dari industri. Saya dan kita semua hanyalah "nomor" bagi mereka, bukan lagi manusia.

Penting bagi mereka jika saya dibungkam. Supaya tidak ada kasus "Goliath kalah melawan Daud". Kalau Daud menang, wah rusak reputasi besar mereka. Saham bisa anjlok karena kepercayaan hancur.

Padahal, apa yang saya lakukan dengan menggugat nanti, justru akan memperkuat posisi mereka sebagai perusahaan yang peduli pada masalah sistem internalnya. Efek jera lewat gugatan itu penting, supaya mereka tidak bisa seenaknya lepas tangan dari masalah serius di dalam sistem keamanan data mereka.

Sungguh, ini permainan catur yang menarik bagi saya. Langkah harus cermat, jangan sampai salah. Dan tekanan-tekanan yang lebih besar akan saya hadapi, lebih kuat dari yang pernah terjadi.

Tapi biarlah. Apa yang terjadi biarlah terjadi. Setidak-tidaknya saya sudah berusaha melawan kesombongan sebuah korporat besar. Dan jika saya kalah, tetap saja menjadi sebuah kebanggaan karena saya pernah melakukan langkah besar yang berarti.

Sebentar lagi, pasti banyak tokoh besar yang akan menelepon saya, dan bilang, "Denny, kamu mundur saja."

Ah, biar saya beri mereka secangkir kopi.

Bagi saya, ini hanya permainan catur saja. Hanya lawannya saja yang berbeda.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Polisi Ciduk Pembobol Data Pribadi Denny Siregar
Pelaku pembobolan data pribadi milik Denny Siregar, Febriansyah Puji Handoko, 27 tahun yang merupakan karyawan kontrak Telkomsel di Surabaya.
Denny Siregar Menggugat Telkomsel
Data itu begitu lengkap, sehingga tidak mungkin data itu didapat dari luar, kecuali orang dalam Telkomsel sendiri yang membocorkan. Denny Siregar.
Denny Siregar Memburu Orang Dalam Telkomsel
Saya heran, kok bisa ya pembobol data pribadi saya itu pangkatnya cuma outsourcing doang? Denny Siregar memburu orang penting dalam Telkomsel.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.