Achmad Zaky Blunder, Warganet Serang Rating Bukalapak di Playstore

Efek dari cuit bikin rating Bukalapak terjun bebas.
Pendiri dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky (kiri) di acara Hut ke-9 Bukalapak, di kawasan JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (10/1/2019). (Foto: Tagar/Nanda Febrianto)

Jakarta, (Tagar 15/2/2019) - Cuitan pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky menuai kontroversi. Twit Zaky yang menyinggung soal industri 4.0 dianggap memiliki unsur politis karena imbuhan kalimat 'presiden baru'.

Dalam cuitannya, Zaky mengatakan bahwa omong kosong industri 4.0, kalau budget riset dan pengembangan negara seperti saat ini sembari menunjukkan data perbandingan dana riset dengan negara-negara lain. 

Menurut Zaky, dana riset dan pengembangan di Amerika sebesar 511 miliar dollar AS, Cina sebesar 451 miliar dollar AS, Jepang 165 miliar dollar AS, Jerman 118 miliar dollar AS, Korea 91 miliar dollar AS, Taiwan 33 miliar dollar AS, Australia 23 miliar dollar AS, Malaysia 10 miliar dollar AS, Singapore 10 miliar dollar AS, dan Indonesia 2 miliar dollar AS," tulis akun @achmadzaky dengan imbuhan kalimat "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin."

Hasilnya, tagar #UninstallBukalapak yang dibuat warganet pendukung capres petahana Joko Widodo menjadi trending topic di linimasa media sosial berlambang burung tersebut.

Baca juga: Achmad Zaky yang Nyaris Jadi Ketua TKN

Seperti tidak cukup melampiaskan kegeraman lewat hashtag di media sosial, warganet juga membanjiri kolom ulasan aplikasi Bukalapak, dengan komentar-komentar negatif di situs penyedia aplikasi google playstore.

Pengguna aplikasi bernama Azzazel Wisnu Nugroho misalnya, berkomentar dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, Azzazel menuding CEO Bukalapak telah mendukung organisasi HTI.

Dalam ulasannya tersebut, Azzazel menyarankan kepada pengguna lain untuk berpindah ke layanan belanja online lain.

"The CEO is supporting HTI, a forbidden organization is similar to ISIS. No Customer sensitif. Move to tokopedia, bli2, and shopee. Selamat menikmati cuitanmu Mr Zaky," tulisnya.

Bukalapak

Pengguna dengan nama Romie Wijaya juga melampiaskan kekesalannya lewat kolom ulasan aplikasi Bukalapak. Romie menyoroti isi cuit Achmad Zaky tentang data riset dan pengembangan dinilainya tidak valid. Selain itu, ia juga mengkritisi layanan Bukalapak.

"Th.2019, mendiskreditkan R&D dengan data yang tidak valid, data yg saya dpt, Indonesia 11.17bil, Hongkong 3.49bil, dan Singapore yg mengandalkan SDM, 14.33bil -USD barang yang dipajang kebanyakan fiktif?!!" tulis Romie Wijaya. "Baca2, tanya, dijawab stok kosong ?!! permainan?," tambahnya.

Baca juga: Achmad Zaky, Dinilai Tidak Menghargai Jokowi, Pesimis dengan Bangsa Sendiri

Sementara pengguna lain bernama Jeanette Trifena menuliskan Bad Review pada aplikasi Bukalapak sembari menasehati Zaky agar lebih berhati-hati saat mengeluarkan pendapat.

"Wahai CEO Mr. Zaky, mulut mu harimau mu. beda pilihan politik, it's ok. tp gunakan data valid dan kata2 bijak. Maaf mu di terima tapi uninstall, bad review dan report hate speech tetap berlanjut. Tuai lah Badai dari kata2 OMONG KOSONG dan Presiden baru yg kau lontarkan," kata Jeanette.

Bukalapak

Hingga Jumat (15/2) sore, sekitar pukul 16.10 WIB, kolom ulasan masih dipenuhi komentar-komentar negatif dari pengguna aplikasi Bukalapak. Sementara rating berada di poin 4.3 dan terus bergerak turun.

Rating bintang satu diberikan oleh sekitar 84.039 pengguna dari total 958,189 pengguna aplikasi Bukalapak.

Baca juga: Kiprah Jokowi Dukung Usaha Rintisan Sekelas Bukalapak

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)