Surabaya - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengabaikan imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) terkait larangan menggunakan salam lintas agama dalam acara resmi.
Salam lintas agama disampaikan Halim saat melepas calon transmigran di Gedung Negara Grahadi, Rabu 27 November 2019.
Saya punya kartu NU, bukan kartu MUI.
Halim lebih memilih mengikuti hasil Bahtsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim yang tak melarang menggunakan salam lintas agama, daripada menuruti imbauan MUI. Sebagai kader Nadliyin sehingga melaksanakan apa yang diperbolehkan oleh NU.
"Saya punya kartu NU, bukan kartu MUI," ujarnya.
Untuk diketahui, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengimbau umat Islam dan pejabat publik menghindari pengucapan salam semua agama dalam sambutan di acara resmi.
Imbauan yang dikeluarkan MUI Jatim terkait fenomena pengucapan salam lintas agama dalam sambutan di acara Resmi. Imbauan itu termuat dalam surat edaran yang ditandatangani Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori dan Sekretaris Umum Ainul Yaqin tertanggal 8 November 2019.
Sementara itu, PWNU Jatim memutuskan tidak melarang dan tidak menyuruh bagi pejabat muslim saat mengucapkan salam lintas agama.
Namun lebih dianjurkan mengucapkan salam dengan kalimat Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, atau diikuti dengan ucapan salam nasional, seperti selamat pagi dan salam sejahtera.
“Hanya kalau tidak ada hal yang diperlukan sebaiknya tidak usah salam lintas agama. Tapi kalau ada maslahat (demi persatuan), silakan,” ujar Khatib Syuriah PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif. []
Baca juga:
- MUI Jatim Minta Pejabat Tak Ucap Salam Agama Lain
- Gus Syafruddin Dukung MUI Jatim Tak Salam Agama Lain
- Tri Rismaharini Bingung Soal Imbauan MUI Jatim