Rembang - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang mencatat ada tujuh destinasi wisata baru di Kabupaten Rembang. Ketujuh destinasi itu mulai bermunculan di tengah masa pandemi Covid-19.
Dinbudpar Rembang melalui Kepala Bidang Detinasi Purwono mengatakan ada tujuh destinasi wisata baru di Rembang yang hadir di beberapa waktu terakhir.
Mereka hanya memanfaatkan pasar karena banyak wisata yang masih tutup, terus mereka berupaya untuk buka lapangan pekerjaan melalui wisata.
Objek wisata itu meliputi Pantai Watu Gajah, Taman Bulu Akar Kartini, Taman Alas Pandansili, Kampung Ciu atau Cikalan Unik, Pagar Pelangi, Puncak Gading, dan Taman Sulo Indah Permai.
"Penambahan destinasi wisata yang baru-baru ini ada tujuh. Mereka baru mulai buka saat pandemi Covid-19," katanya, Kamis, 3 September 2020.
Dia menyampaikan, wisata-wisata baru ini muncul ketika destinasi-destinasi lain masih tutup karena pandemi. Kondisi tersebut dijadikan warga dan pengelola sebagai peluang untuk membuka wisata sendiri.
"Mereka hanya memanfaatkan pasar karena banyak wisata yang masih tutup, terus mereka berupaya untuk buka lapangan pekerjaan melalui wisata," tutur dia.
Pihak Dinbudpar sendiri sudah menyambangi lokasi-lokasi tersebut untuk memberikan sosialisasi terkait pembukaan wisata baru itu. Selain itu, juga menyampaikan bahwa pengelola tempat wisata harus berkoordinasi dengan Dinbudpar Rembang terkait pemahaman protokol kesehatan di era adaptasi kebiasaan baru.
"Kami datang hanya untuk menyampaikan bahwa dia harus berkoordinasi dengan kami sehingga penataan dan sebagainya dalam rangka new normal ini mereka harus tahu," ucap dia.
Baca juga:
- 4 Wisata Sungai yang Pernah Viral di Yogyakarta
- Pariwisata Kota Bekasi Tawarkan Suasana Hutan Bambu
- Svarga Bumi Magelang, Wisata Spot Foto Tengah Sawah
Salah satu wisata yang sudah disambangi Dinbudpar adalah wisata Watu Gajah di Desa Sumbersari, Kecamatan Kragan. Menurutnya pengelolaan destinasi itu hampir sama seperti di Pantai Karangjahe di desa Punjulharjo, kecamatan Rembang.
"Tetapi masih belum tertata sepenuhnya," ujar dia.
Saat ini pengelolaan di wisata baru itu masih dikelola secara pribadi. Ke depan, diharapkan destinasi-destinasi baru itu bisa memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) di sektor pariwisata.
"Mau tidak mau kalau itu berhubungan dengan wisata mereka harus bermitra kerja dengan Dinbudpar. Kalau sudah bermitra, kami juga punya kewajiban untuk pembinaan," ucapnya. []