16 Agustus, Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok

Peristiwa yang terjadi pada pukul 3 dini hari ini dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok.
Tugu Petir atau Tugu Proklamasi. (Foto: Ist)

Jakarta - Peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta oleh beberapa pemuda, seperti Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan 'Menteng 31' terjadi bertepatan dengan hari ini, Jumat, 16 Agustus, 74 tahun silam. 

Peristiwa yang terjadi pada pukul 3 dini hari ini dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok.

Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat sendiri dipilih para pemuda untuk menjadi lokasi penculikan dikarenakan lokasinya yang hanya berjarak 80 km dari Jakarta. 

Selain itu, lokasi tersebut dianggap aman karena dekat dengan markas Pembela Tanah Air (PETA).

Rumah tempat Soekarno dan Hatta disembunyikan merupakan rumah milik seorang petani yang bernama Djiaw Kie Siong. Rumah ini berlokasi di pinggir sungai Citarum. Akan tetapi, saat ini rumah tersebut sudah dipindah sejauh 150 meter dari lokasi semula.

Saat itu Soekarno dan Hatta diculik dan dibawa ke Rengasdengklok yang kemudian didesak untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini dilakukan menyusul kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik.

Sebelumnya, pada 12 Agustus 1945, Jepang berjanji segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Dua hari kemudian, tepatnya 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan sekutu.

Kesepakatan antara kelompok pemuda tersebut dengan golongan tua yang diwakili Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo pun terjadi mengenai kapan proklamasi akan dilaksanakan. 

Pada 16 Agustus 1945 malam, Ahmad Soebardjo membawa Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta dan tiba di sana saat tengah malam.

"Kami datang ke sini untuk menjemput Bung Karno dan Bung Hatta serta membawa mereka kembali ke Jakarta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan," ujar Ahmad Soebardjo, Penasihat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) seperti dikutip dari Antara.

Awalnya, rencana proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia akan dilakukan di Lapangan IKADA (saat ini lapangan Monas). Namun, tentara Jepang sudah mendengar kabar akan adanya acara di Lapangan IKADA, sehingga tentara-tentara Jepang berjaga di sana.

Agar terhindar dari kericuhan, pembacaan proklamasi kemudian dipilih dilakukan di rumah Soekarno yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur 56 pada Jumat, 17 Agustus 1945.

Saat itu, teks proklamasi disusun di rumah Djiaw Kie Siong. Susunan teks proklamasi itu kemudian diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik milik kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr Hermann Kandeler.

Bendera Merah Putih juga sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis, 16 Agustus 1945, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Alasan Penculikan

Golongan tua saat itu menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI. Sedangkan, golongan pemuda menginginkan proklamasi dilakukan segera tanpa PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang.

Pemuda beranggapan, jika melalui PPKI, kemerdekaan yang merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia menjadi seolah-olah pemberian Jepang. []

Berita terkait
Benarkah Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?
Indonesia genap 74 tahun pada 17 Agustus 2019. Buku sejarah sejak awal menyebutkan Tanah Air ini dijajah Belanda selama 350 tahun. Benarkah?
Megawati: Mengapa Indonesia Bisa Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?
Pertanyaan menarik, mengapa bisa begitu sangat lama Indonesia dijajah Belanda. Ini jawaban Megawati atas pertanyaan tersebut.
Video: Bendera Merah Putih 350 Meter di Jawa Tengah
Warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah, secara swadaya membuat bendera merah putih sepanjang 350 meter yang dipasang di sepanjang jalan desa.