Yogyakarta Tuan Rumah Sociopreneur Camp 2019

Beastudi Etos Dompet Dhuafa Pendidikan menunjuk Yogyakarta sebagai tuan rumah Sociopreneur Camp 2019.
Manajer Beastudi Etos Dompet Dhuafa PendidikanFherdes Setiawan (kiri) saat memberikan keterangan pers perihal Sociopreneur Camp 2019 di Yogyakarta, Kamis 1 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Beastudi Etos Dompet Dhuafa Pendidikan menunjuk Yogyakarta sebagai tuan rumah Sociopreneur Camp 2019. Ada 176 penerima manfaat yang ambil bagian dalam acara yang digelar 2 hingga 7 Agustus 2019.

Manajer Beastudi Etos Dompet Dhuafa Pendidikan Fherdes Setiawan mengatakan sebanyak 176 penerima manfaat ini berasal dari 17 kampus se-lndonesia, yang merupakan angkatan 2017.

"Yogyakarta sebagai tuan rumah. Tahun-tahun sebelumnya digelar di Bogor, Surabaya dan Semarang," kata Fherdes dalam keterangan pers di Yogyakarta, Kamis, 1 Agustus 2019.

Yogyakarta sebagai tuan rumah Sociopreneur Camp 2019.

Menurut dia, Sociopreneur Camp 2019 dilakukan untuk mendorong generasi muda semakin peduli terhadap potensi lokal dan peduli lingkungan di daerahnya masing-masing. "Ajang ini tepat untuk menumbuhkan semangat sociopreneur di kalangan milenial," ucap dia.

Dia menuturkan penerima manfaat beasiswa tersebut sebelumnya sudah menjalani seleksi ketat. Mereka yang terpilih, sebagian besar berlatar belakang dari keluarga kurang mampu. Di sisi lain memiliki prestasi di bangku kuliah maupun peduli dengan lingkungan sosialnya.

"Peserta selain mendapatkan biaya kuliah, mereka juga dibekali materi untuk membentuk softskill maupun hardskill, termasuk karakter," ujarnya.

Sociopreneur Camp 2019 ini mengusung tema ”Milenial Sociopreneur Empowering Indonesia”. Selama seminggu, peserta akan menjalani beragam kegiatan seperti talk show dengan pemateri yang mumpuni.

Kata dia, sociopreneur sangat penting dan kontekstual dengan perkembangan zaman saat ini. Memang penerima beasiswa tidak sekedar bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga mampu meningkatkan pemberdayaan masyarakat di sekitarnya.

Peran pemberdayaan melekat pada diri penerima manfaat beasiswa. Mereka sebagai generasi muda terjun ke masyarakat, baik sebelum atau setelah lulus. "Mereka terus berkarya di tengah masyarakat," katanya.

Fherdes menjelaskan Sociopreneur Camp sebagai bentuk kontribusi dalam mempersiapkan generasi muda menyambut bonus demografi Indonesia dalam waktu dekat.

"Generasi milenial sangat mempengaruhi perjalanan bangsa ke depan," tuturnya.

Dalam bonus demografi, generasi milenial menjadi motor penggerak utama dalam setiap gerakan pemberdayaan. Perannya diharapkan mampu mempercepat kemajuan negeri melalui pengembangan dan pembangunan masyarakat dengan sentuhan kekinian.

Senada hal itu, Lutfi Rahmaningtias mengungkapkan rasa bangganya menjadi bagian penerima manfaat beasiswa ini. Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, dia sukses merampungkan kuliahnya di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan IPK 3,95.

Perempuan kelahiran Semarang ini menceritakan ayahnya yang bernama Juwari hanyalah tukang ojek. Penghasilan ayah Lutfi juga pas-pasan. Melihat keadaan keluarganya yang kurang mampu, tidak menyurutkan semangat juang untuk kuliah.

Prestasi akademik yang cemerlang dan cakap dalam bermasyarakat membuat Lutfi terpilih sebagai Etoser, sebutan penerima Beasiswa Etos. Dia juga menjadi lulusan terbaik di kampusnya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.