WITF 2017 Cetak Tiga Rekor MURI, Halmahera Utara Semakin ‘Moncer’

WIFT 2017 berakhir pada Minggu (29/10) malam. Hasil kompetisi mancing dunia ini membuat Halmahera Utara semakin moncer sebagai destinasi wisata bahari dunia.
RAIH REKOR MURI: Bupati Halmahera Selatan (Halsel) Bahrain Kasuba (dua kanan) menerima penghargaan rekor MURI dalam acara penutupan Widi International Fishing Tournament (WIFT) 2017 di Pelabuhan Laut Babang, Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Minggu (29/10) malam. (Foto: Ist)

Halmahera Selatan, (Tagar 3/11/2017) - Lomba memancing berskala global Widi International Fishing Tournament (WIFT) 2017 telah berakhir pada Minggu (29/10) malam. Hasil kompetisi mancing dunia ini membuat Halmahera Utara semakin moncer sebagai destinasi wisata bahari dunia.

Dengan total hadiah mencapai Rp 200 juta, Tim Mancing Mania Manado keluar sebagai juara Piala Bergilir Presiden 2017 di WIFT 2017 dengan total poin 221,35. Mereka berhak mengantongi hadiah sebesar Rp 100 juta.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memberikan dua jempol buat ide kompetisi memancing untuk meningkatkan sektor pariwisata di gugusan kepulauan Laut Banda ini.

Menurut Arief, Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut) sudah punya mimpi besar untuk mendorong Halmahera Selatan sebagai salah satu tujuan wisata memancing dunia.

Mantan Direktur Utama PT Telkom ini percaya, kegiatan WIFT ini bakal meramaikan media sosial pemancing-pemancing mancanegera itu dan berimbas pada promosi masif Pulau Widi sebagai lokasi wisata memancing baru di dunia.

“Semangat ini pantas mendapat apresiasi. Jangan lupa, kegiatan sport tourism seperti ini media value-nya sangat besar. Peserta profesional akan memviralkan aktivitas mereka . Nanti semakin banyak wisatawan mancanegara tahu keindahan alam laut dan mancing di Halmahera Selatan. Promosi ini mereka membuat Pulau Widi di Halmahera Selatan semakin mendunia," papar Arief Yahya.

Piala bergilir Presiden RI diserahkan langsung Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba kepada juara Tim Mancing Mania Manado, dalam acara penutupan di Pelabuhan Laut Babang, Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Ajang ini menyabet tiga rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sekaligus. MURI memberikan penghargaan kepada WIFT sebagai event memancing internasional dengan kapal nelayan terbanyak, mencapai 50 kapal.

Selain itu, even ini mampu mendatangkan peserta mancanegara dengan jumlah terbanyak, sebanyak 50 tim terbagi dalam 37 tim dalam negeri dan 13 tim luar negeri berpartisipasi dalam kompetisi ini. Tim mancanegara berasal dari Amerika Serikat, Timor Leste, Prancis, Swiss, Malaysia, Inggris, Selandia Baru, India, dan Singapura.

"WIFT 2017 juga meraih rekor MURI sebagai pelopor wilayah pertama di Indonesia sebagai destinasi wisata mancing internasional. Semua peserta yang mayoritas dari luar negri juga sangat terpukau dengan keindahan alam Maluku Utara," kata Abdul Gani di sela-sela penutupan WIFT 2017.

Abdul Gani menyebut, kesuksesan WITF 2017 membuat Maluku Utara menjadi pusat ekonomi baru berbasis Maritim bersifat inovatif dan ramah lingkungan demi membuat Indonesia menjadi pusat maritim di dunia.

Dia memaparkan, sebagai penghasil ikan terbesar di Halmahera Selatan, Maluku Utara memiliki menempati rangking ke-9 dari 34 provinsi di Indonesia dengan potensi sumber daya hasil laut terbesar. Produksi ikan di Maluku Utara mencapai 1 juta ton.

Berangkat dari data tersebut, Abdul Gani mengundang jago-jago pancing dari seluruh dunia untuk mencoba sensasi memancing di Halmahera Utara, surga memancing baru di Indonesia.

Orang nomor satu di Pemerintahan Provinsi Maluku Utara ini sekaligus mempromosikan destinasi wisata lain selain bahari.

Selama berada di Maluku Utara, bukan cuma memancing, mereka bisa berkeliling mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti Istana Kesultanan Ternate, dan melihat panorama gunung api terbesar di Maluku, Gunung Gamalama.

Puas dengan dua destinasi itu, para pemancing bisa mengunjungi peninggalan Benteng Tolukko, bangunan peninggalan bersejarah bangsa Portugis di Nusantara. Turis bisa menikmati pemandangan matahari tenggelam di sini.

Bangsa Portugis membangun Benteng Tolukko di atas Bukit Batuan Beku memanjang ke arah Barat laut Tenggara. Konstruksi benteng ini terdiri dari campuran batu kali, batu karang, serta pecahan batu bata direkat dengan kapur dan pasir.

Benteng ini memiliki tiga bastion (menara pengintai), ruang bawah tanah, halaman dalam, lorong, serta bangunan utama berbentuk segi empat. Benteng bernama asli Benteng Santo Lucas ini memiliki jalur-jalur rahasia bagi para tawanan untuk kabur.

“Bila ke Ternate wisata Anda semakin lengkap. Mulai dari wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, sampai wisata bahari, mulai dari pemandangan bawah air sampai puncak gunung, Maluku Utara memiliki wisata nomor satu,” tandasnya. (yps)

Berita terkait
0
Breaking News: Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia
Tjahjo Kumolo meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, Jumat, 1 Juli 2022, Pukul 11.10 WIB. Tjahjo Kumolo Menpan RB Kabinet Jokowi.