Sleman, (Tagar 9/11/2018) - Erupsi dahsyat Gunung Merapi pada 2010 lalu menggugurkan ratusan nyawa, termasuk juru kunci Mbah Maridjan. Ratusan rumah rusak serta berhektar-hektar lingkungan terbakar digulung awan panas bernama wedhus gembel.
Tidak butuh waktu lama bagi masyarakat sekitar lereng Merapi yang terdampak, bangkit dari keterpurukan. Bahkan, sisa dan puing-puing dampak dari erupsi salah satu gunung teraktif di dunia ini disulap menjadi destinasi wisata.
Wisata lereng Merapi itu bernama Jeep Lava Tour.
Wisata Jeep Lava Tour Merapi ini merupakan paket wisata petualangan dengan menyusuri dampak sisa erupsi Merapi. Lokasinya berada di lereng Merapi tepatnya di Kaliurang. Ada banyak lokasi yang menarik dikunjungi dengan menggunakan jeep dalam paket ini.
Dibutuhkan armada jeep yang mumpuni untuk menelusuri sejumlah lokasi sisa erupsi Merapi ini.
Pemerintah Kabupaten Sleman dan instansi terkait pun melakukan kesiapan armada demi kenyamanan dan keselamatan wisatawan. Pemerintah merilis Tri Pakarti Musna demi mewujudkan akuntabilitas Kawasan Wisata Nasional di Sleman. Rilis dilakukan di Bumi Perkemahan Wonogondang, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.
Program ini diinisiasi oleh Inspektorat Kabupaten Sleman. Tujuannya meliputi pencegahan kecelakaan, pengaduan masyarakat, serta mencegah temuan hasil pemeriksaan.
"Kita sadar sektor wisata ikut menggerakkan roda perekonomian. Agar terus berkembang, perlu menciptakan situasi aman dan kondusif," kata Bupati Sleman Sri Purnomo, Kamis (8/11).
Menurut dia, saat melayani wisatawan dalam paket Merapi Lava Tour ini, pengemudi harus mengutamakan keselamatan wisatawan. Selain itu, jeep yang digunakan harus lengkap dan laik jalan.
"Saat berpetulangan wajib pakai helm, seat belt. Pengemudi wajib punya SIM dan mobil harus layak. Zero Accident harus jadi prioritas," tegas Bupati.
Bupati Sleman Sri Purnomo (kedua dari kanan) melihat kesiapan jeep yang akan digunakan dalam petualangan paket wisata Merapi Lava Tour, Kamis (8/11/2018). (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)
Ya, medan yang dilalui dalam paket wisata Merapi Lava Tour ini memang tergolong berat. Namun sepanjang perjalanan, wisatawan dipastikan dibuat takjub.
Lantas, titik mana saja yang ditawarkan dalam paket ini?
Wisatawan akan diajak menyusuri Museum Sisa Harta yang berada di Desa Petung, Kecamatan Cangkringan. Wisatawan bisa menyaksikan barang-barang bekas yang masih bisa diselamatkan dari terjangan awan panas wedhus gembel erupsi Merapi 2010. Setelah itu, wisatawan diajak melihat batu besar. Warga setempat menyebutnya "Batu Alien" karena bentuknya seperti wajah makhluk luar angkasa. Ukuran batu sangat besar. Diduga kuat menggelinding dari perut Merapi saat erupsi.
Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi Bunker Kaliadem. Bunker buatan zaman penjajahan Belanda ini dibangun untuk berlindung dari awan panas Merapi. Saat erupsi, bunker ini terkubur material setebal 4 meter. Pada 2013 meterial yang menimbun bunker digali dan dibersihkan.
Tak lupa, wisatawan bisa menyaksikan petilasan juru kunci Merapi Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Lokasinya sekitar 4 km dari puncak Merapi. Di tempat ini, Mbah Maridjan ditemukan meninggal. Dari petilasan, perjalanan berikutnya menuju makam Mbah Maridjan di Dusun Srunen, Desa Glagahharjo. Detik-detik sebelum erupsi, Mbah Maridjan memilih bertahan sambil memastikan tidak ada warga yang masih berada di zona bahaya.
Perjalanan terakhir adalah Kali Kuning. Panoramanya sangat indah. Sungai ini berhulu dari Merapi. Sumber airnya berasal dari mata air Umbul Wadon. Sungai ini menjadi "ibu" aliran ke sungai besar lain yakni sungai Opak, Progo dan Oya. Saat erupsi, jutaan meter kubik material Merapi tumpah di sungai ini.
Lantas berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa menikmati petualangan Merapi Lava Tour ini? Ada empat pilihan harga yang ditawarkan. Jika menyusuri secara lengkap atau long trip, biayanya Rp 550.000 dengan estimasi perjalanan sekitar 5 jam. Paket wisata short trip Rp 350.000, medium trip dan sunrise trip masing-masing Rp 450.000
Kepala Inspektorat Sleman Budiharjo mengatakan, sektor pariwisata termasuk Merapi Lava Tour ini perlu ditangani secara akuntabel serta responsif terhadap keluhan masyarakat.
Rencananya pada 2019 akan diluncurkan aplikasi khusus kepariwisataan di Sleman.
"Kita transparan. Sebelum aplikasi khusus diluncurkan, jika ada keluhan maka wisatawan bisa membuat aduan melalui aplikasi yang sudah ada, yakni Lapor Sleman," jelasnya. []