TAGAR.id, Jenewa, Swiss - Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), 6 April 2023, mengatakan, pihaknya yakin China memiliki lebih banyak data yang bisa menjelaskan asal-usul Covid-19 dan menuntut agar Beijing segera berbagi semua informasi yang relevan.
“Tanpa akses penuh ke informasi yang dimiliki China .... semua hipotesis harus diperhitungkan,” kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di Jenewa.
“Itu sebabnya kami minta China agar bekerja sama,” katanya, dan menegaskan bahwa jika Beijing menyediakan data yang hilang itu, “kita akan tahu apa yang terjadi dan bagaimana pandemi itu dimulai.”
Lebih dari tiga tahun setelah Covid-19 pertama kali muncul, perdebatan hangat masih berlangsung seputar asal-usul pandemi itu.
Isu mengenai asal-usul Covid-19 telah menjadi isu yang membuat komunitas peneliti terbagi dua dan bahkan memecah sejumlah lembaga pemerintah AS. Teori yang beredar saat ini adalah bahwa virus tersebut berpindah secara alamai dari hewan kepada manusia, sementara teori yang lain menyebutkan bahwa virus itu bocor dari laboratorium di Wuhan, sebuah klaim yang telah dibantah dengan kuat oleh China.
Akhir bulan lalu. bukti baru muncul yang menyatakan bahwa anjing rakun, yang diketahui dapat membawa dan menularkan virus yang serupa dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, berada di sebuah pasar di Wuhan ketika penyakit tersebut pertama kali dideteksi menjangkit manusia.
Para peneliti yang kebetulan menemukan data genetik dari bukti tersbeut mengatakan data pendukung yang tidak dapat membuktikan teori bahwa virus tersebut berasal dari hewan, dan kemungkinan beralih ke manusia di pasar di Wuhan. (jm/rs)/AFP/voaindonesia.com. []